10 Tips Melatih Kemandirian Anak

Hai, Miks! 

Kemandirian adalah bekal kemampuan dasar anak dalam menjalankan perannya dalam kehidupan. Kemandirian juga menjadi modal utama anak untuk menghadapi tantangan hidup tanpa bantuan orang lain. Ada kalanya anak akan berhadapan dengan masalah yang harus segera dia temukan solusinya. Apa jadinya jika hingga dewasa mereka tidak memiliki sikap mandiri? Pasti akan sangat merepotkan orang-orang di sekitarnya. Miris dan kasihan, ya.

Perkara tidak mudah membentuk kemandirian anak, namun akan lebih sulit jika mereka terlanjur sudah dewasa tanpa mempunyai sikap mandiri. Sebelum terlambat, orang tua harus benar-benar mau telaten melatihnya. Hal itu bisa dicapai hanya jika orangtua membiasakannya sejak dini. 

Anda berani mencoba 10 tips melatih kemandirian anak berikut ini?

 1. Memilih Baju

Kelihatannya memilih baju ini adalah hal sepele, tetapi ternyata manfaatnya luar biasa. Dengan membiarkan anak memilih baju sendiri yang ingin dia kenakan, tanpa disadari akan melatih anak menentukan pilihan tanpa campur tangan atau intervensi pendapat orang tua. Anak lebih percaya diri akan pilihannya dan lebih mandiri menata keperluannya.

2. Tidur Sendiri

Terkadang masih ada rasa tidak tega meninggalkan anak tidur sendiri, tetapi jika terus dibiarkan, maka anak akan selalu bergantung pada orang tua. Anak tidak bisa melawan rasa takut sendirian. Ujung dari pembiaran tersebut justru akan merepotkan si orang tua sendiri.

Orang tua akan kesulitan memisahkan tempat tidur anak hingga mereka beranjak baligh. Padahal sudah jelas diterangkan dalam sebuah hadis, saat anak mencapai usia 7 tahun maka pisahkanlah tempat tidurnya. Jadi, Anda harus tega, ya.

3. Merapikan Tempat Tidur

Satu bentuk tanggung jawab yang menumbuhkan kemandirian adalah membereskan tempat tidur. Ada rasa merawat yang dimiliki pada anak. Tanamkan pada mereka, dengan tempat tidur yang rapi maka akan lebih nyaman berada di kamar. Baik istirahat, mengerjakan tugas sekolah maupun bermain akan merasa betah di kamar. Dalam hal ini, baik anak perempuan ataupun anak laki-laki tidak dibedakan. Mereka mempunyai tanggung jawab yang sama.

4. Toilet Training dan Mandi 

Untuk proses toilet training dan mandi ini disesuaikan dengan kesiapan anak. Setiap anak mempunyai karakter dan kematangan usia masing-masing. Anda bisa mencoba mulai melatih sejak usia satu tahun jika memungkinkan. Tentu prosesnya tetap dalam pendampingan orang tua sampai mereka benar-benar bisa melakukan sendiri dengan sempurna. Kesabaran dan ketelatenan mutlak diperlukan dalam proses melatih kemandirian anak yang satu ini.

5. Membereskan Mainan

Sama halnya dengan merapikan tempat tidur. Kegiatan membereskan mainan juga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas barang yang sudah mereka gunakan. Setelah terbiasa dengan hal ini, maka otomatis kemandirian anak akan terlatih. Anak tidak lagi membutuhkan atau mengandalkan bantuan orang lain untuk membereskan barang-barang miliknya.

6. Menyiapkan Peralatan Sekolah

Tak kalah penting, menyiapkan peralatan sekolah juga menunjang pembentukan kemandirian anak. Jika orang tua selalu membantu menyiapkannya, maka anak menjadi terbiasa mengandalkan orang lain untuk menyiapkan keperluannya. Latihlah anak menyiapkan peralatan sekolahnya malam sebelum tidur.

Hanya saat awal-awal masuk sekolah saja dibantu dan diarahkan mencocokkan jadwal pelajaran dengan buku atau peralatan yang harus dibawa. Setelah anak mampu melakukannya sendiri, cukupkan bantuan dan biarkan mereka mandiri.

7. Meletakkan Kembali Barang pada Tempatnya

Hal ini juga kadang dianggap sepele, tetapi pembiaran yang terus menerus akan berpengaruh pada sikap kemandirian anak. Jika mereka tidak terlatih meletakkan kembali barang pada tempatnya sejak dini, proses pembentukan kemandirian anak pun akan terhambat.

Kenapa bisa begitu? Karena dengan susunan barang yang rapi dan tempat yang tetap, akan memudahkan anak untuk menyiapkan segala keperluannya tanpa bantuan orang lain. Anak akan paham betul ketika membutuhkan suatu barang, maka yang dituju adalah tempat di mana barang tersebut disimpan.

8. Tanggung Jawab Harian

Dengan memberi tanggung jawab harian semisal mematikan lampu, membuka korden, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan lain sebagainya, otomatis anak sudah terlatih untuk mandiri. Sesuaikan tugas harian dengan usia dan kemampuan anak. Seiring bertambahnya usia mereka, maka tanggung jawab yang diberikan semakin beragam. Tujuannya juga agar kemampuan anak menyelesaikan tugas semakin bertambah.

9. Makan Sendiri

Proses ini bisa dimulai saat anak sudah bisa duduk sendiri. Biarkan anak memegang dan memasukkan makanan padat ke mulutnya sendiri. Meski efeknya makanan berceceran dan mulut anak belepotan, tetapi harus bersabar menghadapinya. Lelah membersihkan makanan tidak seberapa dibanding kebahagiaan menatap anak bisa mandiri melahap makanannya.

10. Menyiapkan Makanan dan Minuman

Mulailah proses ini dari yang paling sederhana. Menyiapkan makanan dan minuman yang paling mudah dikuasai anak. Misalnya, biarkan anak memindahkan sendiri nasi ke piringnya, memilih dan mengambil lauk yang mereka sukai, juga menuang sendiri air minum ke gelas mereka.

Untuk anak dengan usia lebih matang, latihlah menyiapkan bahan mentah menjadi makanan siap saji. Diawali yang paling mudah, misalnya, menggoreng telor ceplok, membuat camilan sederhana, membuat teh atau susu, dan lain sebagainya. Dampingi proses tersebut beberapa kali saja, selanjutnya biarkan anak asyik dengan kreasinya sendiri.

Dari 10 tips di atas, semua bisa dilakukan bertahap dan menyesuaikan usia serta kemampuan anak. Setiap anak memiliki tingkat pemahaman menerima instruksi berbeda-beda. Dalam hal ini identifikasi dan peran orang tua sangat diperlukan. Jangan memaksa jika anak belum benar-benar siap. Sebaliknya, paksa dengan perintah lembut jika kemampuan dan usia sudah mencukupi tetapi anak enggan melakukan hal-hal tersebut.

Takutlah jika meninggalkan generasi yang lemah. Generasi yang tidak mandiri, bertopang dan berpangku tangan selalu mengandalkan bantuan orang lain. Terutama untuk hal dasar yang harus mereka lakukan sendiri nantinya. Padahal secara fisik dan akal mereka mampu mengerjakannya sendiri. Jangan sampai, ya. Yuk, mari dicoba 10 tips di atas.

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.