Kekuatan Kalimat Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Rojiun

Hai, Miks!

Jika mendengar ucapan Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Rojiun, apa yang Anda pikirkan? Musibah, bukan? Terutama kematian. Padahal, Miks, kalimat tersebut bisa membuat Anda lebih banyak besyukur dan bahagia. Kok, bahagia? Ya, jika Anda berayukur, maka Anda otomatis akan bahagia. Coba saja.

Kalimat yang mempunyai makna semua akan kembali kepada-Nya ini jika ditelaah akan menghindarkan Anda dari banyak masalah, lo, Miks. Berikut ulasannya.

Terbebas dari Riba

Zaman sekarang, ada enggak, sih, yang terbebas dari hukum riba? Sedangkan Anda tinggal di negara yang sistem ekonominya mendukung basis perbankan? Ada, mungkin hanya sedikit. Semoga Anda bagian dari yang sedikit itu.

Tahu, kan, Miks, jika Allah SWT memerangi riba? Enggak mau, kan, Anda masuk dalam barisan yang diperangi Allah?

Riba itu terlahir karena gaya hidup, biasanya. Nyicil KPR rumah, leasing motor, mobil, bahkan kartu kredit untuk membeli baju, menjadi sekian contoh produk riba. Kalau mau menelaah kalimat di atas, tentu saja Anda berpikir dua kali atau bahkan lebih untuk melakukan hal tersebut.

Semua akan kembali kepada Allah, lalu buat apa jungkir balik bayar hutang hingga enggak punya waktu untuk ibadah?

Menjaga Mulut dan Mata

Kalau selalu ingat akan mati, tidak mungkin Anda berani menyakiti orang lain, kan, Miks? Kematian menjadi alarm paling menakutkan untuk mata dan mulut yang sekarang-sekarang ini digantikan perannya oleh jempol. Ya, banyak perang di media sosial.

Banyak cerita hoax yang dirangkai dari jempol-jempol yang tidak bertanggung jawab. Hal ini, selain membuat Anda gelisah dan marah, tentu saja mengurangi waktu untuk ibadah. Semakin celaka, kan, Miks? Bagaimana tidak celaka, selain Anda menambah musuh, Anda juga akan masuk daftar manusia yang tidak dikenali Allah. 

Kok, bisa? Bagaimana mau dikenal, ibadah saja enggak.

Terlalu Lama Dihisab

Ini yang paling menakutkan. Saat orang lain sudah berbondong-bondong masuk surganya Allah, Anda masih berdiri menghitung jumlah barang tidak berguna yang Anda beli. Koleksi barang yang tidak ada faedahnya akan menambah daftar hisab Anda di akherat, lo, Miks. Meskipun itu dibeli bukan dari kredit, bukan dari riba, bukan dari nyolong punya orang, tetap saja, benda-benda tersebut akan meminta pertanggungjawaban. Semua akan kembali kepada-Nya, lalu untuk apa menumpuk barang? Lebih baik buat sedekah, kan, Miks?

Nah, semoga Anda sekalian semakin memaknai kalimat yang kadang hanya terdengar saat ada orang meninggal saja. Kedatangan musibah juga perlu dilantuni lafaz ini. Musibah kaya misalnya. Eit, kaya akan tetap jadi musibah saat Anda tidak memberikan hak-hak orang miskin. Nah, kan?

 

Tinggalkan komentar