Hai, Miks!
Dalam kehidupan sehari-hari Anda sering mendengar kata takdir. Ada seseorang yang baru saja mengalami musibah kecelakaan, orang sekitarnya mengatakan bahwa itu semua adalah sudah takdir Allah SWT. apa pun yang terjadi tidak bisa menghindarinya. Benarkah seperti itu, Miks?
Ada lagi fakta disekitar Anda, ada sebagian orang diberi kelebihan harta di dalam kehidupannya, di sisi lain ada sebagian orang yang diberi kekurangan harta, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sangat sulit. Apakah itu juga sebuah takdir yang sudah ditetapkan Allah, Miks?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya kita pelajari dulu pengertian takdir dari beberapa segi.
Kata takdir berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk mashdar dari qaddara (قدر ) yang berarti kemampuan dalam melakukan sesuatu. Dalam kamus Lisan Al Arab, kata qaddara berarti salah satu sifat Allah dalam Asmaul Husna yaitu Al Qaadir artinya yang maha Kuasa, Maha Menetapkan. Hakikat kekuasaan dalam hal ini yaitu yang berkuasa atas apa yang menjadi kehendak-Nya.
Takdir berkaitan erat dengan qada di mana takdir adalah perwujudan dari qada Allah dalam memutuskan sesuatu, sedangkan dalam kamus Mu’jam Maqayis al Lughah, kata qadara berarti sampainya sesuatu. Qadar berarti ketetapan Allah terhadap sesuatu yang telah sampai waktunya dan merupakan penjelasan dari kehendak-Nya terhadap sesuatu. Dalam kamus al Munawwir, kata qadar berarti ukuran, kuasa, dan kemampuan.
Ada begitu banyak hadis yang menjelaskan tentang takdir, di antaranya:
Hadis riwayat Turmuzi no 2294 :
حَدَّثَنَا أَبُو الْخَطَّابِ زِيَادُ بْنُ يَحْيَى الْبَصْرِىُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ حَتَّى يَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَهُ »
Artinya:
Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu sebelum ia beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk sehingga ia mengetahui bahwa apa saja yang ditetapkan akan menimpanya, pasti tidak akan meleset darinya. Dan apa saja yang ditetapkan meleset darinya, pasti tidak akan menimpanya.”..
Hadis riwayat Bukhari no 6599:
حَدَّثَنِى إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ ، كَمَا تُنْتِجُونَ الْبَهِيمَةَ ، هَلْ تَجِدُونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ حَتَّى تَكُونُوا أَنْتُمْ تَجْدَعُونَهَا
Artinya:
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Setiap orang lahir dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang membuat ia menjadi Yahudi dan Nasrani seperti lahirnya binatang ternak. Apakah kamu melihat ada kecacatan padanya sampai kamu membuatnya menjadi cacat?”
Hadis riwayat Turmuzi no 2307:
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَبِى الْمَوَالِى الْمُزَنِىُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَوْهَبٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « سِتَّةٌ لَعَنْتُهُمْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ وَكُلُّ نَبِىٍّ كَانَ الزَّائِدُ فِى كِتَابِ اللَّهِ وَالْمُكَذِّبُ بِقَدَرِ اللَّهِ وَالْمُتَسَلِّطُ بِالْجَبَرُوتِ لِيُعِزَّ بِذَلِكَ مَنْ أَذَلَّ اللَّهُ وَيُذِلَّ مَنْ أَعَزَّ اللَّهُ وَالْمُسْتَحِلُّ لِحَرَمِ اللَّهِ وَالْمُسْتَحِلُّ مِنْ عِتْرَتِى مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَالتَّارِكُ لِسُنَّتِى »
Artinya:
Aisyah berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Enam golongan yang yang aku dan Allah serta para Nabi mengutuknya adalah orang yang melebih-lebihkan kitab Allah, orang yang mendustakan takdir Allah, penguasa yang mengunakan kekuasaanya untuk memuliakan orang yang menghina Allah dan menghinakan orang yang memuliakan Allah, orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah, orang yang menghalalkan perbuatan jahat yang diharamkan Allah, dan orang yang meninggalkan sunnahku.”
Takdir dibagi menjadi dua jenis yaitu takdir mu’allaq dan takdir mubram. Berikut ini akan diulas satu persatu:
Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi takdir mu’allaq adalah ketentuan Allah SWT. yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, sedangkan hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah SWT.
Berikut beberapa contoh dari takdir mu’allaq, Miks:
- Jika Anda ingin pandai atau unggul di beberapa bidang, maka Anda harus berusaha lebih giat daripada yang lainnya. Anda harus mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
- Ingin memiliki tubuh yang sehat sampai usia senja, Anda harus memperhatikan yang Anda konsumsi dan rutin berolahraga.
- Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan hemat.
Agar seseorang menjadi pandai, sehat dan hidup makmur maka harus berusaha meraihnya, bukan pasrah menunggu nasib. Seperti itulah Miks gambaran tentang takdir mu’allaq. Jadi, dalam takdir mu’allaq manusia diberi peran untuk ikut campur, yaitu dengan berusaha sebaik dan semampunya agar mencapai sesuatu seperti yang dicita-citakan. Perhatikan firman Allah SWT. berikut ini:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya: “… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (QS. Ar-Ra’du:11)
Takdir Mubram
Takdir mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.
Namun, Allah SWT. mempunyai sifat Ar-rahman Ar-rahim, meskipun dalam takdir mubram merupakan mutlak ketentuan Allah SWT. manusia bisa memohon agar meringankan takdir yang telah ditetapkan serta mempunyai kesabaran dalam menghadapinya.
Contoh takdir mubram di antaranya:
- Kematian, ini adalah ketetapan mutlak Allah SWT. tidak ada satu manusia pun yang bisa menolak dari kematian. Akan tetapi manusia bisa berdoa, beramal saleh agar kematiannya termasuk kematian yang husnul khatimah.
- Musibah kecelakaan. Miks, pernah mendengar sedekah bisa menghindarkan kita dari musibah? Ketetapan kapan kita akan mengalami kecelakaan adalah mutlak ketetapan Allah SWT. akan tetapi dengan memperbanyak sedekah bisa jadi yang semula ditetapkan kita mengalami kecelakaan yang berat, misal patah tulang, bisa jadi kita hanya mengalami lecet-lecet dalam kecelakaan tersebut.
Itulah Miks, perbedaan antara takdir mu’allaq dan takdir mubram. Takdir apa pun yang telah ditetapkan Allah SWT. harusnya kita berbaik sangka kepada-Nya karena apa yang sudah ditetapkan adalah yang terbaik menurut Allah SWT. Yakinlah ketetapan tersebut terbaik untuk Anda.
Semoga bermanfaat.