Hai, Miks!
Akan ada masa, cinta yang dijalin pasangan suami istri sejak awal menikah perlahan akan memudar lalu menghilang. Salah satu hal yang menyebabkannya adalah rasa jenuh atau bosan melanda pasangan.
Pernikahan biasanya akan mulai merasakan kejenuhan di tahun kelima, saat pasangan suami istri sudah saling mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing sejak awal menikah.
Dengan menikah, akan muncul peran baru sebagai Ayah dan Ibu, kegiatan baru yang membuat mereka mempunyai aktivitas lain selain pekerjaan rumah dan di kantor.
Pada akhirnya, pasangan suami istri terjebak dalam rutinitas itu-itu saja, seputar mengurus rumah, mengasuh anak, dan mengejar karier.
Belum lagi masalah-masalah lain seperti, masalah ekonomi, keluarga besar, dan lingkungan sekitar yang harus diperhatikan. Akhirnya, suami dan istri tidak lagi memiliki banyak waktu untuk dihabiskan bersama.
Lalu, siapa yang umumnya lebih dulu merasa jenuh? Suami atau istri? Masing-masing punya peluang merasakan jenuh terlebih dahulu, tergantung cara berpikir dan menyikapi masalah.
Namun, yang perlu diperhatikan, jangan biarkan kejenuhan menjadi berlarut-larut. Tanpa adanya hal-hal baru yang diupayakan pasangan, tanpa disadari rasa cinta lambat laun memudar karena tak pernah dipupuk.
Beberapa cara berikut bisa jadi solusi untuk mengatasi kejenuhan pada pasangan dan mengembalikan cinta itu.
1. Mengembalikan Semuanya kepada Allah
Dengan ketakwaan kepada Allah, cinta yang akan dihadirkan pada pasangan suami istri akan menjadi cinta yang hakiki, di mana masing-masing akan menempatkan diri sesuai porsinya dengan menjalankan hak dan kewajibannya.
Satu sama lain akan saling menumbuhkan cinta karena ukurannya takwa karena Allah. Karena Allah-lah suami mencintai istrinya dan menempatkan diri sebagai imam yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.
Karena takwa pula, seorang istri akan menjaga kehormatannya dan menjalankan peran istri yang selalu menyenangkan hati suami.
2. Fokus pada Kelebihan Pasangan
Alih-alih memikirkan kekurangan pasangan, akan lebih baik fokus pada kelebihan dan kebaikan pasangan. Ingat-ingatlah saat awal akan menikahinya. Bukankah kelebihannyalah yang membuat Anda menerimanya?
3. Selalu Pertahankan Romantisme
Jika diawal menikah Anda dan pasangan bisa berlaku romantis, mengapa sekarang seolah tak cukup waktu melakukannya?
Pelukan hangat serta kecupan kecil setiap pagi atau saat ada kesempatan, merencanakan kencan berdua ke tempat-tempat romantis serta menjaga kualitas dan kuantitas hubungan seksual adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk merawat romantisme dengan pasangan.
4. Introspeksi Diri dan Berpikir Positif
Selalu memperbaiki kekurangan adalah introspeksi diri yang paling baik. Pikirkan Miks, ketika Anda mengeluh akan kekurangan pasangan, tidakkah Anda berpikir bahwa mungkin pasangan juga sedang mengeluhkan kekurangan Anda?
Idealnya, instrospeksi diri itu harus sering dilakukan, bukan hanya ketika sedang dalam hubungan yang kritis.
5. Tidak Egois
Menyatukan dua pikiran dalam satu pekerjaan itu tidaklah mudah. Apalagi dalam rumah tangga yang urusan di dalamnya lebih kompleks.
Contohnya dalam pengambilan keputusan pengeluaran keuangan keluarga. Salah satu pasangan tidak boleh merasa lebih berhak diikuti kemauannya hanya karena dialah pencari nafkah.
6. Komunikasi secara Terbuka
Hal yang paling banyak menyumbangkan masalah dalam rumah tangga adalah komunikasi. Sebab, laki-laki dan perempuan berbeda dalam cara berpikir dan mengekspresikan perasaannya hingga tak jarang menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Untuk itu Miks, jangan sungkan minta tolong kepada pasangan jika benar-benar ingin dibantu. Karena komunikasi itu haruslah diutarakan, bukan hanya diam-diam saja, tetapi ingin dimengerti.
Ternyata caranya mudah sekali, ya, Miks merawat cinta dalam rumah tangga. Kita hanya harus lebih membiasakan diri tidak egois pada pasangan. Saling intropeksi diri, melakukan komunikasi secara terbuka dan berpikir positif, bisa menjadi cara efektif untuk mejaga agar cinta tak memudar.