5 Kondisi Berisiko saat Berpuasa di Bulan Ramadan

Hai, Miks!

Tidak terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan. Setiap muslim telah menyiapkan jasmani dan rohaninya untuk menunaikan ibadah puasa.

Namun, tidak semua orang mempunyai jasmani yang menunjang untuk melaksanakan puasa. Pada beberapa orang yang mempunyai kondisi jasmani dengan kesehatan berisiko, berpuasa bisa memperburuk kondisi tubuhnya.

Yuk, simak beberapa kondisi khusus yang beresiko saat berpuasa.

1. Lanjut Usia

Tidak ada larangan bagi lanjut usia untuk berpuasa, tetapi harus benar-benar diperhatikan tingkat kesehatannya bagi yang berniat ingin berpuasa. Karena bagi usia di atas 60 tahun, tentu fisiknya sudah tidak sama atau lebih menurun dibandingkan saat usianya lebih muda.

Lansia yang punya penyakit kronis seperti asma, rematik, epilepsi, penyakit jantung, dan kanker, disarankan untuk tidak berpuasa karena menurunnya fungsi tubuh saat kondisi seperti ini. Dikhawatirkan akan memperburuk kondisi lansia jika memaksa diri ikut puasa.

2. Kehamilan

Wanita yang sedang hamil dan tidak ada kendala atas kehamilannya, tentu diperbolehkan puasa, ya, Miks. Namun, dalam beberapa kehamilan, terdapat wanita hamil yang memiliki penyakit yang berisiko terhadap diri dan janinnya. Misalnya, penderita diabetes gestasional (diabetes yang terjadi karena kehamilan).

Bila dirasa kondisi ibu atau janin melemah atau memburuk, sebaiknya jangan dipaksakan berpuasa, Miks.

3. Sakit Mag Akut

Para penderita sakit mag akan merasakan sakit pada lambung bila telat makan. Apalagi saat berpuasa, lambung tidak akan terisi selama 13 atau 14 jam.

Sebenarnya tidak ada masalah bagi penderita mag untuk puasa, tetapi bila disertai muntah-muntah hebat dan nyeri hebat di ulu hati, maka itu tanda sakit mag yang akut. Disarankan untuk membatalkan puasa bagi Anda yang sudah sahur atau menunda puasa bagi Anda yang belum berpuasa.

Keluhan sakit sekitar lambung jika diobati secara tepat, penderita sakit mag bisa berpuasa seperti biasanya.

4. Gangguan Ginjal

Penderita gangguan ginjal berupa gagal ginjal yang terutama terjadi karena komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes, dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Penderita batu ginjal pada tahap awal juga dianjurkan tidak berpuasa karena mereka diharuskan banyak minum, yaitu sekitar 4 liter per hari. Dikhawatirkan dengan berpuasa maka kebutuhan airnya tak dapat tercukupi.

Bila tidak ada kondisi gawat, penderita gangguan ginjal bisa melakukan puasa. Tentu dengan tetap berkonsultasi kepada dokter untuk memastikan kondisinya, pengaturan diet makanan, dan jumlah asupan cairan serta obat-obatan yang harus dikonsumsi.

5. Penyakit Diabetes

Diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Secara umum, pasien diabetes yang tipenya ringan, diperbolehkan berpuasa. Namun, pada beberapa kondisi, pasien diabetes dianjurkan tidak berpuasa berkaitan dengan gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia), risiko gula terlalu rendah (hipoglikemia), darah menjadi asam, risiko kekuarangan cairan, serta risiko darah yang sangat kental.

Anjuran tidak berpuasa ditujukan untuk pasien diabetes melitus tipe 1 dan 2 yang membutuhkan lebih banyak suntikan insulin dalam sehari. Pasien diabetes dengan kehamilan dan pasien diabetes dengan gangguan organ yang sudah berat, seperti gagal ginjal kronik juga tidak dianjurkan untuk berpuasa.

Pasien diabetes ringan yang ingin berpuasa harus memperhatikan perubahan jadwal dan dosis makan obat, pengaturan makan, pengaturan aktivitas fisik, dan saat-saat penting cek kadar gula darah secara mandiri.

Jika terdapat gejala mual dan muntah disertai kenaikan kadar gula darah, pasien harus membatalkan puasa karena akan berisiko bagi tubuhnya.

Itulah kondisi-kondisi yang berisiko saat berpuasa, ya, Miks. Jangan memaksakan diri jika memang saat ini Anda tak mampu untuk berpuasa. Allah memberikan keringanan bagi orang-orang yang mempunyai kendala, seperti masalah kesehatan.

Tentu dengan konsekuensi harus menggantinya di luar bulan Ramadan atau membayar fidyah bila memang tak mungkin menggantinya dengan puasa juga.

Orang berisiko yang benar-benar ingin berpuasa, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter dan konsultasikan dulu apakah bisa ikut puasa atau tidak. Semoga bermanfaat, ya, Miks.

Tinggalkan komentar