Hai, Miks!
Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini, tentunya kita dianjurkan untuk sebanyak mungkin melakukan kebaikan. Baik itu kebaikan untuk diri sendiri, maupun kebaikan untuk orang lain. Eits, tetapi tidak hanya di bulan Ramadan saja, ya. Di bulan-bulan biasa juga kita harus tetap berbuat kebaikan.
Nah, ada banyak hal yang membuat atau menunjang puasa kita agar lebih bermakna. Salah satunya yaitu dengan cara menjaga lisan kita agar terhindar dari segala keburukan yang tanpa disengaja keluar dari mulut. Oleh sebab itu, kita harus belajar bagaimana caranya agar sebisa mungkin tidak pernah menyakiti diri sendiri maupun orang lain karena ucapan yang keluar dari lisan kita.
Mengingat betapa pentingnya menjaga lisan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut kita, yuk, simak penjelasan di bawah ini untuk mempelajari 5 hal yang bisa dilakukan dalam menjaga lisan agar terhindar dari yang namanya keburukan.
1. Kendalikan Pikiran Terhadap Apa yang Anda Lihat
Timbulnya ucapan yang tidak seharusnya dikeluarkan itu karena berasal dari pikiran. Tidak hanya ucapan, bahkan tindakan yang dilakukan itu semula berasal dari pikiran. Oleh karena itu, untuk menjaga lisan Anda dari segala keburukan, cobalah untuk lebih dulu mengendalikan pikiran dari apa yang Anda dengar, lihat, dan lakukan.
Hal ini tentunya tidak hanya membuat puasa Anda lebih bermakna, tetapi juga Anda akan memiliki energi yang lebih positif sehingga Anda akan terbiasa berbicara atau bertindak dalam hal kebaikan tanpa disadari. Ingat, senjata yang paling tajam adalah lisan. Jadi, gunakanlah lisan sebaik mungkin.
2. Sesekali cobalah terapkan prinsip, “Lebih baik diam daripada berbicara tetapi tidak bermakna”
Tidak ada salahnya jika Anda mencoba prinsip, “Lebih baik diam daripada berbicara akan tetapi tidak bermakna”. Ketahuilah, saat Anda memilih untuk diam itu bukan karena Anda tidak mampu mengutarakan apa yang ada di pikiran, pun bukan karena Anda tidak bisa melakukan apa-apa. Akan tetapi, Anda diam karena Anda tahu bahwa bicara pun hanya percuma, apalagi jika berbicara tidak bermakna.
Kepribadian seseorang dilihat dari bagaimana cara ia berbicara dan apa yang dibicarakannya. Maka dari itu, gunakanlah lisanmu sebaik mungkin. Jadilah seseorang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri, jangan sampai diperbudak oleh sesuatu yang bernama keburukan.
3. Cobalah membiasakan diri untuk tidak berkomentar terhadap apa yang orang lain lakukan
Tanpa disadari sedikit demi sedikit saat Anda membiasakan berkomentar terhadap apa yang orang lain lakukan, apalagi komentar itu adalah komentar negatif. Ketahuilah, tanpa disadari juga kedepannya Anda akan terus seperti itu. Cobalah untuk tidak berkomentar terhadap apa yang orang lain lakukan. Mengingatkan boleh-boleh saja, tetapi jika sampai berkomentar miring, lebih baik Anda diam saja. Apalagi saat Anda berpuasa, jagalah lisanmu sebaik mungkin. Ajak lisanmu pada jalan-jalan kebaikan yang akan membiasakan diri berkata kebaikan pula.
4. Carilah tontonan atau referensi yang mengajak untuk berbuat kebaikan
Hal yang paling mendasar dan menunjang pemikiran seseorang adalah dari apa yang mereka saksikan. Jika menyaksikan sesuatu yang membuat pikiran berpikir negatif, tanpa disadari lisan pun akan turut serta berkata negatif. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari tontonan atau referensi bacaan yang mengajak Anda untuk berbuat kebaikan. Ingat, dalam setiap detik hidup Anda pasti selalu ada kebaikan. Hanya saja mungkin Anda tidak menyadarinya.
5. Berkumpullah dengan orang-orang baik yang mampu membawa pada jalan kebaikan
Zaman sekarang tidak sedikit orang-orang yang berkumpul dengan teman-teman atau rekan kerjanya hanya untuk menggibahkan orang lain, bahkan beberapa orang ada yang bilang, “Tidak lengkap rasanya jika tanpa gibah.” Duh, ini adalah hal kecil yang memiliki efek yang sangat luar biasa untuk kehidupan. Untuk menjaga lisan Anda dari segala keburukan, cobalah berkumpul dengan orang-orang yang mampu membawa Anda pada jalan kebaikan.
Nah, itulah penjelasan dari 5 hal yang dapat dipelajari untuk menjaga lisan agar terhindar dari yang namanya keburukan. Semoga kita adalah orang-orang yang tidak pernah bosan dalam melakukan kebaikan.