Hai, Miks!
Selepas bulan Ramadan berlalu, kita disambut dengan bulan Syawal. Jika mendengar bulan Syawal, maka seluruh umat Islam pasti langsung teringat dan terbayang pada puasa enam hari setelah merayakan hari raya. Tidak sedikit umat Islam yang berbondong-bondong untuk melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal ini. Mereka menyebut bahwa puasa Syawal adalah penyempurna amalan bulan Ramadan.
Keistimewaan pada bulan Syawal ini tidak akan pernah terlepas dari puasa enam hari. Biasanya dilaksanakan pada tanggal 2—7 Syawal. Selain menjadi penyempurna amalan bulan Ramadan, pada bulan Syawal ini kita sebagai umat Islam bisa menakar dan menilai sendiri apakah selepas bulan Ramadan berlalu kita menjadi seseorang yang lebih baik lagi? Atau malah sebaliknya? Jawabannya ada pada hati dan tindakan yang kita lakukan.
Tidak hanya karena pahala puasanya, tetapi juga niatkan dalam hati untuk melaksanakannya semata-mata karena Allah Swt. Inilah 5 keistimewaan puasa Syawal yang menjadi penyempurna amalan bulan Ramadan.
1. Puasa Syawal Setara dengan Setahun Penuh Berpuasa
Keutamaan puasa Syawal terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Hadis itu berasal dari Abu Ayyub Al Anshori yang pernah mendengar sabda Nabi Muhammad saw., “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim).
Dengan keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal, tentu akan sangat merugi bila seorang muslim tidak memanfaatkan salah satu keistimewaan bulan ini. Dengan hanya mencukupkan puasa Ramadan dengan puasa enam hari di bulan Syawal membuat Anda mendapatkan pahala seakan berpuasa setahun penuh. Maka dari itu, puasa enam hari di bulan Syawal merupakan salah satu keistimewaan bulan Syawal yang paling besar pahalanya bagi umat Islam, walaupun merupakan ibadah sunah.
Berdasarkan Syarah Nawaawi ‘ala Muslim juz 7 halaman 56 disebutkan, alasan menyamakan pahala enam hari Syawal dengan puasa setahun lamanya berdasarkan nilai pahala kebaikan yang diberikan dilipatkan hingga 10 kali ganjaran. Adapun perhitungannya adalah 1 bulan Ramadan, 30 hari x 10 = 300 hari. Adapun 6 hari di bulan Syawal menyamai dua bulan lainnya (6 x 10 = 60 hari atau 2 bulan). Jadi, total 360 hari kita mendapatkan pahala puasa.
Jadi, pahala puasa Syawal selama enam hari sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Pahala puasa Syawal ini menjadi penyempurna puasa Ramadan. Maka dari itu, kita sebagai umat Islam seharusnya tidak melewatkan bulan Syawal ini begitu saja tanpa melaksanakan puasa enam hari.
2. Sebagai Bentuk Bukti Bahwa Ramadan Telah Membawa Perubahan
Inilah salah satu makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadan berlalu, pada bulan Syawallah, “pembuktian” berhasil atau tidaknya ibadah Ramadan. Sebagaimana keutamaan berpuasa yang bertujuan meraih derajat takwa.
Jika tujuan itu tercapai, tentu seorang muslim sudah dipastikan menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyuk ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadan.
Kalaupun ada beberapa hal yang menjadi alasan tidak berpuasa pada tanggal 2—7 Syawal, maka puasa Syawal ini masih bisa dilakukan pada tanggal kapan saja asal masih berada di bulan Syawal.
3. Sebagai Bukti Wujud Syukur kepada Allah Swt.
Melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal juga merupakan wujud rasa syukur dan memohon ampunan kepada Allah Swt. bagi seluruh umat Islam. Sebuah wujud syukur yang ditunjukkan berupa melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal.
Sebagaimana Allah Swt. menjanjikan bahwa pahala berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah sama halnya dengan berpuasa penuh selama setahun, maka ini adalah kesempatan kita sebagai umat Islam untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. dengan melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal. Dengan berbagai keistimewaan yang sangat disayangkan jika dilewatkan oleh umat Islam.
4. Menjalankan Sunah Rasul
Puasa Syawal juga merupakan puasa sunah yang dianjurkan dilaksanakan setelah puasa Ramadan usai. Rasulullah bersabda, “Apabila kamu menyelesaikan puasamu (Pada bulan Ramadan). Maka berpuasalah dua hari (pada bulan Syawal).” Dalam sabda Rasulullah tersebut tentunya jika kita melaksanakan puasa Syawal, maka itu artinya kita menjalankan sunah rasul.
Jangan lupa, amalan yang dilakukan seseorang di bulan Ramadan sejatinya tidak berhenti hanya di bulan Ramadan, akan tetapi terus berlangsung selama dia masih hidup. Dengan demikian, semoga amal kita sebagai umat Islam akan terus berkesinambungan.
5. Menyempurnakan Kekeliruan dan Kekurangan
Dalam Islam puasa di bulan Syawal dan Syakban laksana atau ibarat sunah Rawatib dalam salat wajib yang berfungsi menyempurnakan kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dalam salat wajib. Bahkan, jika seseorang tidak mampu membayar zakat fitrah sesaat sebelum melaksanakan salat Id, Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah pernah berkata, “Barang siapa yang tidak bisa mengeluarkan zakat fitrah di akhir ramahan, maka hendaknya ia puasa (sunah setelahnya).” Karena puasa adalah usaha menebus kejelekan menempati posisi memberi makan (zakat fitrah).
Tidak hanya itu, dalam riwayat lain, “Orang yang berpuasa setelah Ramadan itu seperti orang baru selesai dari gelanggang pertempuran di jalan Allah kemudian kembali lagi bertempur.” Hal ini membuktikan bahwa betapa istimewanya seorang muslim jika ia melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal atau bahkan lebih dari enam hari.
Nah, itulah penjelasan dari 5 keistimewaan puasa Syawal yang menjadi penyempurna amalan bulan Ramadan. Semoga bermanfaat dan semakin menambah wawasan, ya, Miks.