Hai, Miks!
Pernahkah Anda memberikan hukuman (hukuman) atau hadiah (hadiah) kepada anak? Apakah Anda yakin hukuman maupun hadiah yang Anda berikan kepada anak sudah sesuai?
Menjadikan anak yang saleh dan salihah adalah dambaan setiap orang tua. Namun, anak saleh/salihah tidak bisa datang begitu saja. Harus ada ikhtiar dan doa yang konsisten. Kita juga perlu meluruskan niat.
Di samping itu, kedisiplinan juga penting untuk mendidik anak agar menjadi pribadi yang saleh. Akhirnya, banyak orang tua yang menerapkan hukuman kepada anaknya dengan harapan anaknya bisa disiplin. Dalam ajaran Islam, dijelaskan bahwa manusia adalah mukallaf yang artinya kita akan dituntut dan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia.
Hadiah dan punisment dalam Al-Qur’an dijelaskan sebagai targhib (motivasi) dan tarhib (ancaman).Seiring dengan perkembangan zaman dan kemudahan untuk mengakses ilmu tentang pendidikan anak, banyak orang tua sudah yang tidak lagi menerapkan hukuman fisik kepada anaknya.
Sebagai gantinya, orang tua memberikan hukuman yang bersifat mendidik Sebagai contoh, anak tidak mendapatkan uang jajan karena tidak merapihkan mainan setelah selesai bermain atau tidak boleh menonton televisi karena tidak mau mengerjakan tugas sekolah.
Selain hukuman, banyak juga orang tua yang memberikan hadiah kepada anaknya karena sudah bisa menyelesaikan sesuatu yang dipinta oleh orang tuanya. Seperti misalnya, karena adik sudah mampu puasa sehari penuh, ketika buka puasa dia mendapat hadiah uang. Begitu juga dengan sang kakak, ketika kakak tamat puasa selama satu bulan penuh, dia akan mendapat hadiah berupa uang atau barang.
Miks, sebenarnya kapan, sih, kita harus memberikan hadiah atau hukuman kepada buah hati? Berikut ulasannya.
1. Mendahulukan Targhib Sebelum Tarhib
Dahulukan hadiah sebelum hukuman. Berikan hadiah ketika anak meninggalkan perbuatan buruk atau melakukan perbuatan baik.
2. Pilih Hadiah dan Hukuman Sesuai Usia
Disarankan untuk usia di bawah 10 tahun, ia lebih cocok diberi uang ketimbang barang. Sebaliknya, anak yang berusia di atas 10 tahun mungkin lebih cocok diberikan hadiah berupa barang.
3. Berikan dalam Jangka Waktu Tertentu
Pemberian hadiah ini bertujuan untuk menguatkan sikap. Ketika kita menjanjikan sesuatu hadiah, beritahu kepada buah hati kapan hadiah itu akan diberikan. Beritahu kakak-adik atau temannya bahwa ia telah mendapatkan hadiah karena berhasil melakukan perbuatan baik. Adapun hukuman diberikan sekali saja karena jika terlalu sering, hukuman itu akan kehilangan efek jeranya.
4. Tidak Memberikan secara Terus-Menerus
Hadiah atau hukuman tidak untuk diberikan secara terus-menerus, tetapi sesuaikan dengan keadaan, tarik ulur dalam aturan mendisiplinkan anak. Sebab, bila dilakukan secara terus- menerus hal ini akan menghilangkan efek dan nilainya.
5. Tidak Menentukan Jenisnya secara Spesifik
Ini dilakukan agar kita tidak mengikat diri dengan sesuatu yang mungkin tidak sanggup dilakukan. Dengan demikian ada banyak kemungkinan yang bisa kita putuskan.
6. Jelaskan Alasan Pemberian Hadiah atau Hukuman
Setiap tindakan pasti ada konsekuensinya, maka jelaskan kepada buah hati bagaimana sesuatu yang benar agar tehindar dari hukuman. Begitupun ketika mendapatkan hadiah hanya karena bentuk apresiasi dari keberhasilan merubah sesuatu menjadi baik.
7. Perhatikan Tahapan dalam Memberi Hadiah dan Hukuman
Untuk anak yang masih kecil, sebaiknya berikan hadiah berupa barang, makanan atau uang. Sebaliknya, berikan sesuatu yang bersifat moril untuk anak yang beranjak dewasa. Begitu juga dengan hukuman. Saat ia masih kecil, berikan hukuman yang bersifat emosional (perasaan). Barulah perlahan-lahan, ketika usianya 10 tahun, barulah hukuman fisik berupa pukulan bisa diberikan dengan syarat hindari bagian kepala dan tidak meninggalkan bekas luka. Hukuman berupa hukuman moril lebih cocok diberikan setelah anak berusia remaja.
8. Tidak Memberikan Hukuman dalam Keadaan Emosi
Perlu diingat bahwa tujuan memberikan hukuman adalah untuk mendidik bukan untuk balas dendam, maka kita harus senantiasa sadar apa yang kita lakukan.
Jadi, makin jelas, ya, Miks. Hukuman boleh diberikan asalkan tepat dan sesuai usianya. Kita harus ingat bahwa hukuman dan hadiah diberikan dengan tujuan untuk mendidik, melindungi, dan mencegah. Semoga bermanfaat.