Hai Miks!
Apakabar? Pada kesempatan ini saya akan membagikan beberapa teknik penulisan, yang patut dimiliki dan dipahami oleh seorang penyiar radio yaitu penulisan naskah di radio.
Oh, jadi penyiar radio itu baca naskah ya?
Iya dong, makanya para penyiar bisa bersiaran dengan baik dan lancar bahkan terdengar sangat pintar karena ada naskah yang mereka baca selama siaran.
Apakah mereka asal baca saja semua tulisan dari berbagai sumber seperti koran, majalah ataupun dari media sosial? Tentu tidak.
Menjadi seorang penyiar dituntut untuk memiliki 3 keterampilan mutlak antara lain :
1. Berbicara/mengeluarkan suara.
2. Menulis untuk radio (rewrite).
3. Membaca.
Bagi anda yang mempunyai keinginan menjadi seorang penyiar mau tidak mau harus menguasai ketiga keterampilan tersebut. Tapi yang akan kita pelajari adalah point yang kedua ya, yaitu menulis untuk radio.
Apakah ada perbedaan dengan tekhnik kepenulisan pada umumnya? Simak ya!
Berbicara tentang radio siaran, berarti kita bicara tentang sebuah media untuk massa yang hanya mengeluarkan suara. Terlepas dari perkembangan tekhnologi yang berkembang pesat seperti sekarang ini, banyak radio yang mulai memperkuat posisinya dengan menggabungkan kekuatan media radio dengan berbagai media sosial yang berkembang pesat saat ini. Namun, secara karaktetistik kekuatan radio tetap pada kemampuan memaksimalkan kualitas dan jangkauan siarannya. Karena itu teknik menulis di radio masih diperlukan sampai kapan pun.
Ada 5 prinsip yang harus diketahui dalam menulis untuk radio.
1. UNTUK BICARA.
Segala sesuatu yang diproduksi oleh radio, elemen utamanya adalah suara. Jadi apapun sumber dan wujud materi siaran radio, muaranya selalu berupa presentasi suara bukan gambar. Karena itu karakter komunikasinya terbatas pada komunikasi lisan atau bahasa tutur. Jadi konsep penulisannya pun harus terdengar berbicara bukan tulis. Sangat dianjurkan untuk menggunakan kalimat dan kata-kata yang mudah dimengerti, yaitu yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari.
2. UNTUK KOMUNIKASI.
Konsekuensi dari tuntutan tulisan untuk bicara, maka alur penulisan di radio harus bersifat langsung. Seolah-olah sedang berkomunikasi dua arah tanpa jarak yang akrab dan santai.
3. INDIVIDU KE INDIVIDU.
Pola komunikasi radio siaran adalah hubungan antar individu, meskipun pelaksanaan siaran radio ditujukan kepada orang banyak secara serentak. Tapi siaran radio terdengar layaknya komunikasi personal. Sehingga komunikasi penyiar, newscaster, reporter seakan berbicara langsung pada pendengar. Karena itu tulisan yang tidak beratmosfer komunikasi antar individu pasti tidak cocok untuk radio.
Maka yang perlu diperhatikan untuk mencapai keakraban komunikasi personal ini antara lain:
1. Hindari bentuk tulisan seperti pidato tertulis.
2. Bunyi tulisan harus membentuk suasana yang akrab dan santai.
3. Tulisan harus mengesankan suasana yang bersahabat. Untuk itu jangan ada kalimat-kalimat yang birokratis.
4. Tulisan yang komunikatif secara personal bukan berarti harus bertele-tele, berputar atau menghamburkan kata dan kalimat, harus tetap ringkas dan padat.
4. SEKALI UCAP HARUS DIMENGERTI.
Salah satu kelemahan karakter radio adalah selintas. Karena itu bisa dibayangkan jika penyampaian pesan tidak jelas ditangkap oleh para pendengar maka pesan tidak akan sampai untuk selamanya. Yup, CLARITY HAS TOP PRIORITY – Kejelasan adalah prioritas utama.
Untuk mencapai tulisan yang sekali ucap langsung dimengerti ada beberapa tahap yang harus dilalui:
a. Rumuskan kalimat dan pernyataan secara sederhana. Apabila anda menyampaikan ide anda dengan kalimat yang sulit dicerna, dikuatirkan kalimat berikutnya tidak dapat ditangkap oleh para pendengar karena sedang sibuk memikirkan kalimat yang tidak jelas tadi.
b. Kalau informasi yang harus disajikan sangat panjang. Jangan paksakan diri untuk menjelaskan dalam kalimat yang panjang. Sebaiknya jabarkan informasi tersebut menjadi 2 atau 3 kalimat.
c. Untuk menghindari kalimat panjang, biasakan untuk tidak menjejalkan seluruh data di satu kalimat. Pemecahannya bisa dirumuskan dengan SATU IDE SATU KALIMAT.
5. RADIO HANYA SUARA.
Sekali lagi, produk radio hanya suara. Karena itu elemen kata dan kalimat merupakan “jembatan” antara penulis naskah dan para pendengar. Kata dan kalimat menjadi alat utama dalam komunikasi di radio. Untuk itu :
📌 Gunakan kata-kata yang tepat dan mengandung arti kongkrit.
📌 Hindari hak-hal yang abstrak dan sulit dilukiskan dengan kata-kata.
📌 Jangan gunakan kata-kata yang bunyinya saling berbenturan. Perkaya dengan kata-kata lain atau kata yang padanannya sama.
Contoh,
– Bangunan itu dibangun oleh perusahaan bangunan lokal.
Ada baiknya ditulis seperti ini,
– Gedung itu dibangun oleh developer lokal.
📌 Hati-hati dengan kata-kata yang bunyinya hampir sama, tapi beda arti. Contoh :
– Ronde dalam pertandingan tinju.
– Ronde dalam arti jenis minuman.
Demikian, 5 prinsip menulis untuk radio ya, Miks! Setelah mengetahui kelima prinsip tersebut anda harus mengetahui beberapa tahap yang harus dilakukan untuk memudahkan anda Menulis untuk radio.
Tunggu di tulisan saya berikutnya ya!