4 Tips Sukses Co-Parenting dan Manfaatnya bagi Pasangan Bercerai

4 Tips Sukses Co-Parenting dan Manfaatnya bagi Pasangan Bercerai 

 

Hi, Miks!

Seringkali perceraian akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Namun, bukan berarti sebagai pasangan bercerai tak dapat mencegah hal tersebut akan terjadi. Asalkan tetap bisa merawat anak bersama setelah bercerai, dampak tersebut tidak akan terjadi. Konsep ini disebut dengan Co-Parenting. Memang konsep co-parenting tidak mudah diterapkan bagi pasangan bercerai, namum demi tumbuh kembang anak yang sehat baik secara fisik maupun mental sebagai orang tua haruslah berkorban.

Apabila co-parenting dapat dilakukan dengan baik, akan ada efek positif yang dapat dirasakan tidak hanya untuk anak itu sendiri, tetapi juga untuk kedua orangtua setelah bercerai. Anak akan tetap merasa dicintai oleh kedua orangtuanya. Selain itu, anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih berani mengungkapkan perasaan dan isi hatinya. Hal ini akan sangat baik untuk perkembangan emosi serta kesehatan mentalnya.

Banyak contoh pasangan bercerai yang tetap bahu membahu menerapkan co-parenting pada proses pengasuhan tumbuh kembang anak-anaknya. Kita dapat mengambil contoh yang baik dari  salah satu pasangan selebritis muda yang sudah bercerai, tetapi tetap kompak dalam menerapkan co-parentingnya. Salah satu contohnya, yaitu artis Gading Martin dan Gisella Anastasia yang tetap kompak mengasuh Gempi anaknya walaupun sudah bercerai. Gempi tetap mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dia dapat tumbuh dengan baik secara fisik dan mental walaupun kedua orang tuanya telah berpisah. Dengan co-parenting yang baik dari kedua orangtuanya, Gempi tumbuh menjadi pribadi yang sehat, pintar, ceria dan bahagia.

Walaupun sudah bercerai tentunya ingin anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, baik dan bahagiakan, Miks?

Yuk, Miks, simak tipsnya supaya co-parenting ini dapat diterapkan dan berhasil.

1. Berdamai pada Diri Sendiri dan Kesampingkan Ego

Berdamailah terhadap diri sendiri dan mengesampingkan ego serta memaafkan satu sama lain tanpa mengingat masa lalu. Dengan berdamai terhadap diri sendiri, pikiran akan menjadi lebih jernih. Pikiran yang jernih, membuat segala tindakan jadi lebih tenang dan mudah. Hal ini sangat penting demi perkembangan fisik dan mental bagi diri sendiri juga anak-anak.

Kewajiban merawat anak setelah bercerai bukan hanya menjadi tanggung jawab dan kepentingan orang tua secara sepihak, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Sehingga kebutuhan fisik dan psikis anak dimasa depan, tidak terpengaruh dengan perpisahan yang terjadi. Pasangan anda mungkin bukanlah pasangan yang baik bagi Anda, tetapi bukan berarti orang tua yang buruk untuk anak Anda.

2. Tetap Berkomunikasi Setelah Bercerai

Tetap menjaga komunikasi satu dengan lainnya setelah bercerai, hal sangatlah diperlukan agar co-parenting dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan tetap menjaga komunikasi antar pasangan yang sudah bercerai, akan terjalin kerjasama yang baik tanpa menimbulkan masalah baru demi kebaikan tumbuh kembang anak.

Usahakan dalam setiap berkomunikasi, tetap fokus dan pastikan hanya pada inti untuk mendiskusikan mengenai kesepakatan bersama mengenai pengasuhan dan kebutuhan anak. Anggap saja dalam co-parenting yang akan dilaksanakan bersama ini adalah sebuah hubungan bisnis, sehingga dapat lebih mudah bersikap netral, menghargai, dan berbicara dengan lebih tenang.

Diskusi dan dengarkan pendapat yang disampaikan kedua belah pihak demi untuk pencapaian dan keberhasilan co-parenting. Pastikan semua langkah co-parenting telah disepakati bersama.

3. Bekerjasamalah Sebagai Team atau Business Partner

Co-parenting akan berhasil jika kedua belah pihak sebagai pasangan yang sudah bercerai, sepakat untuk bekerjasama sebagai team atau business partner. Team yang baik adalah yang saling bahu membahu menyelesaikan sebuah proyek untuk hasil yang gemilang.

Anggaplah proyek yang dikerjakan bersama ini adalah untuk merawat dan mengasuh anak agar menjadi anak yang sehat baik fisik maupun mentalnya. Anak yang tumbuh dengan sehat secara fisik dan mental, akan selalu tampil gembira walaupun kedua orang tuanya bercerai.

4. Beri Pengertian dan Libatkan Anak Dalam Proses Pengaturan Jadwal Co-Parenting

Berikan pengertian kepada anak bahwa orangtuanya sudah tidak tinggal bersama, tetapi tidak mengurangi kehadiran orang tua yang akan selalu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mentalnya walaupun sudah terpisah. Libatkan anak dalam mendiskusikan pengaturan jadwal pada saat pelaksanaan co-parenting dirumah masing-masing orang tua yang bercerai.

Tunjukan perasaan mendukung dan rasa positif masing-masing, setiap kali anak berada disalah satu pengasuhan orang tuanya. Buatlah rasa nyaman dan berikan waktu bagi anak untuk beradaptasi dilingkungan baru pada saat co-parenting terjadi.

Tepatilah kesepakatan pengaturan jadwal co-parenting sesuai kesepakatan bersama, untuk menghindari dampak negatif tidak hanya kepada anak tetapi juga untuk masing-masing pasangan bercerai. Jika ada hal yang terjadi diluar kesepakatan bersama, sebaiknya disampaikan dan diketahui oleh semua pihak untuk menghindari konflik dikemudian hari yang dapat mempengaruhi perkembangan mental anak.

Co-parenting ini juga sangat bermanfaat tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang tua yang bercerai. Penasaran manfaat apa yang didapat dengan menerapkan co-parenting ini? Mari, kita simak bersama manfaatnya :

  • Anak merasa aman dan dicintai kedua orang tua. Hal ini membuatnya mudah beradaptasi dan tetap memiliki kepercayaan diri dengan pola hidup yang baru setelah terjadi perceraian pada kedua orangtuanya.
  • Memiliki kesehatan mental dan emosional yang lebih baik, dikarenakan melihat dan merasakan secara langsung dari penerapan co-parenting kedua orangtuanya walaupun sudah bercerai.
  • Anak tetap memiliki kehidupan yang konsisten. Dalam pola asuh ini, kedua orang tua tetap menerapkan peraturan, hukuman, dan rewardyang sama untuk anak, walau tidak dalam satu rumah tangga.

Sebuah keluarga yang harmonis dan utuh adalah dambaan setiap orang, baik antar pasangan maupun anak-anak yang dilahirkan. Anak-anak yang dilahirkan didunia ini berhak untuk mendapatkan kebahagian. Mereka tidak dapat memilih untuk selalu dilahirkan dikeluarga yang utuh dan harmonis.

Tetapi jika perceraian terjadi, janganlah anak menjadi korban dari keegoisan orangtua tanpa menerima haknya untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik dimasa depan. Biarkan mereka tetap tumbuh dan mendapatkan kebahagiaannya, sekalipun terlahir dikeluarga yang bercerai.

Orang tualah yang harus bertanggung jawab dan berkewajiban untuk membentuk pribadinya. Dengan tetap mendampingi perkembangan tumbuh kembang secara fisik dan mental, maka anak menjadi pribadi yang baik, bahagia, tangguh dan dapat bertahan dalam kehidupannya dimasa depan.

Setujukan, Miks!

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pasangan bercerai dalam menerapkan co-parenting untuk tetap mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya.

 

Tantangan Makmood Publishing hari ke – 2.

 

Tinggalkan komentar