Intip, Yuk! 5 Cara Menyelesaikan Perselisihan Anak

Halo, Miks!

 

Bermain dengan teman sebayanya adalah salah satu kebutuhan anak. Hal ini melatih anak pintar bersosialisasi. Anak akan lebih leluasa bila dia mengatur sendiri pola sosialiasinya. Namun, pada prakteknya proses sosialisasi tidak berjalan mulus. Bahkan timbul perselisihan sesama teman. 

 

Orang tua sebagai pengawas sudah selayaknya menjadi penengah dalam perselisihan. Namun, terkadang ego orang tua bermain. Orang tua sering salah menilai dan bersikap adil. Lalu bagaimana seharusnya orang tua bersikap atas perselisihan anaknya?

 

  1. Tenangkan diri

Sering kali orang tua naik emosinya bila mendengar anaknya yang sedang asyik bermain, tiba-tiba menangis. Rencana awal orang tua mendamaikan anak jadi gagal karena emosi tidak stabil. Sebaiknya tenangkan diri dulu sebelum menghadapi mereka. Kontrol pernapasan adalah cara paling efektif untuk menenangkan diri.

2. Menganalisa masalah

Pada saat bertemu mereka, orang tua mengambil posisi sebagai penengah. Perlakukan anak dan temannya seperti saksi. Keduanya memiliki hak yang sama dalam berbicara, dan didengarkan dengan seksama. 

 

Pada saat memutuskan, cek lagi kebenarannya kepada teman yang lain. Terkadang anak suka ngeles kepada orang tuanya dan cenderung menyembunyikan kebenaran.

3. Mengingatkan anak untuk meminta maaf bila salah

 

Minta maaf bila salah adalah moral dasar yang harus diterapkan pada anak. Bila anak dalam posisi bersalah, sudah selayaknya orang tua mengingatkannya. Dengan membiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan mentalnya. Anak akan menjadi lebih egois. Semakin besar akan sulit diatur. 

 

Apabila sudah diingatkan tetapi masih mengulangi hal yang sama, maka orang tua hendaknya bersabar. Membentuk karakter anak bukanlah proses yang instan. Insya Allah dengan kesabaran orang tua dalam mengajarkan, akan berbuah manis nantinya.

4. Memberitahu orang tua

Perselisihan antar anak terkadang berbentuk kontak fisik juga perundungan. Bila sudah mencapai tahap ini, sebaiknya sesama orang tua duduk bersama untuk menyelesaikan konflik. Hadapkan mereka dalam suasana tetap tenang, tanpa harus menyulut emosi. 

 

Menerima keadaan anak apa adanya, benar atau salah. Mengakui kekurangan diri bila ada kesalahan orang tua dalam konflik itu. Mengakui kesalahan tidak akan membuat orang tua hina dan rendah diri. 

5. Memberi sanksi atau penghargaan

Respon anak terhadap keputusan orang tua berbeda-beda seiring berbedanya watak anak. Terkadang anak mengulangi terus kesalahannya. Ini saatnya orang tua memberikan sanksi kepada anak. Wujud sanksi kepada anak bisa beragam. Tidak semua anak diberi sanksi yang sama. Orang tua perlu cermat melihat hal ini. 

 

Sanksi bukanlah kontak fisik seperti memukul, menjewer. Sanksi juga bukan memberi hukuman dengan mengomeli anak. Wujud sanksi bisa berupa pemberian tugas lebih banyak daripada yang biasa dilakukan anak. Bisa juga dengan menghilangkan sementara salah satu kesenangan anak. Seperti bermain gadget, membatasi penggunaan internet. 

 

Namun, sebaliknya jangan lupa memberi penghargaan kepada anak bila berbuat baik selama bersosialisasi dengan temannya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri pada anak. 

 

Demikian lima hal yang bisa dilakukan orang tua dalam menghadapi perselisihan yang terjadi antar anak. Tetap peka terhadap perubahan lingkungan, agar anak dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan harapan. Selamat mencoba, Miks!

 

#Tantangan Makmood Publishing hari ke-2

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.