Sang Pencerah, KH. Ahmad Dahlan
Hai, Miks!
Pernahkah mendengar nama KH. Ahmad Dahlan? Pasti pernah. Beliau adalah seorang tokoh besar dan bergelar pahlawan nasional.
Laki-laki yang memiliki nama asli Muhammad Darwis ini lahir di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya tanggal 1 Agustus 1868. Beliau merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan KH. Abu bakar dan Siti Aminah.
Sejak kecil Muhammad Darwis hidup di lingkungan keluarga yang agamis. Ayahnya yang dikenal sebagai seorang ulama dan khatib besar di Masjid Kesultanan Yogyakarta, selalu mengajarkannya nilai-nilai agama. Muhammad Darwis kecil yang selalu haus akan ilmu agama, menghabiskan waktu untuk menuntut ilmu. Cita-citanya sungguh mulia yaitu ingin menjadi seorang guru.
Muhammad Darwis tumbuh menjadi pemuda yang pintar Pesantren adalah tempat favoritnya dalam menimba ilmu. Keinginannya menjadi seorang guru semakin kuat. Hal ini disebabkan karena ia melihat masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya sangat kurang akan pengetahuan ilmu agama.
Muhammad Darwis yang kemudian berganti nama menjadi Ahmad Dahlan masih keturunan wali songo. Tepatnya Maulana Malik Ibrahim yang waktu itu menjadi pemimpin penyebaran Islam di tanah Jawa. Dari Maulana Malik Ibrahim pula garis keturunannnya terhubung ke Nabi besar Muhammad SAW.
Semakin bertambah usianya, semakin bertambah pula semangat Muhammad Darwis dalam menuntut ilmu. Ia pergi ke Kota Mekah untuk menunaikan ibadah haji sebagai salah satu rukun islam. Di sana pula ia belajar dengan Ahmad Khatib yang merupakan guru agama islam terkenal. Di tempat itulah pertama kalinya Ia menggunakan nama Ahmad Dahlan. Nama itu pemberian seorang syekh dari perguruan syariat Syafi’i yang bernama Sayyid Bakri.
Saat melaksanakan ibadah haji dan menuntut ilmu di Mekah, Dahlan berhubungan dengan jamaah haji dari daerah lain seperti Jawa Barat, Minangkabau, Aceh, Sulawesi dan dengan- daerah lain yang memiliki kepercayaan kuat terhadap Islam. Ahmad Dahlan dan teman-temannya juga memiliki keinginan yang sama melawan penjajah Belanda dan perlunya untuk memurnikan Islam di Indonesia.
Setelah kembali ke tanah Jawa, Ahmad Dahlan menikah dengan seorang putri dari seorang pemimpin masjid besar di Jogja. Sebagai salah satu kelompok yang tumbuh yang memandang diri mereka sebagai modernis, Ahmad Dahlan ingin menciptakan Islam murni yang sudah diperbarui dengan dunia modern. Ia pun bergabung dengan Budi Utomo pada tahun 1909 agar bisa memberikan pendekatan islam dengan para anggotanya, Namun pendukung Ahmad Dahlan memintanya agar mendirikan organisasinya sendiri.
Ahmad Dahlan akhirnya mendirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun1912, sebagai organisasi pendidikan untuk mewujudkan pemikiran reformisnya. Berbondong-bondong orang masuk ke Muhammadiyah, , mulai dari pdagang, pengrajin bahkan orang yang berilmu pengetahuan tinggi.
Ahmad Dahlan terus berdakwah kepada seluruh kalangan baik laki-laki maupun perempuan. Hingga akhirnya beliau mendirikan cabang organisasi khusus untuk perempuan yaitu Aisyiyah,
Selain aktif mengajarkan ide dan gagasan tentang sistem dakwah Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan juga terkenal sebagai wirausahawan yang lumayan sukses. Ia berdagang seni batik yang pada saat itu adalah prospek wirausaha yang cukup besar di masyarakat Yogyakarta.
KH Ahmad Dahlan yang komitmen dalam dunia pendidikan, sangat aktif di lingkungan masyarakatnya. Selain memiliki ide dan pendapat yang menarik dan cemerlang, ia juga mampu membaur dengan baik dan cepat sehingga mudah dihormati dan diterima kalangan masyarakat luas. Hal itulah yang menyebabkan Muhammadiyah tumbuh besar dalam waktu yang singkat, dan terus mewarnai pendidikan di Indonesia hingga sekarang.
Itu ya, Miks! Sejarah singkat tentang KH. Ahmad Dahlan. Seorang pahlawan nasional yang namanya harus hingga saat ini.
Tantangan menulis 21 hari Makmood Publishing