Halo, Miks!
Pernahkah menemui teman yang akan melangsungkan pernikahan, namun tiba-tiba dibatalkan karena terhalang dengan mitos tertentu? Atau diri sendiri pernah cintanya kandas gara-gara kepercayaan tertentu. Menyedihkan sekali, setiap hubungan tentunya berharap berakhir di pelaminan. Banyak yang mewanti-wanti anak pertama untuk tidak menjalin hubungan dengan anak nomor tiga. Pamalik! Tidak akan berakhir di pelaminan. Sebab restu tidak akan didapatkan dari kedua orang tua. Benarkah? Ada Kepercayaan jika anak pertama menikah dengan anak nomor tiga akan menyebabkan:
- Rumah tangga akan selalu ada percekcokan
Dalam mengenali karakter pasangan, tentu ada saja benturan. Benturan itu menyebabkan percekcokan. Nah, wajar saja kalau rumah tangga ada percekcokan. Pupuk untuk merawat cinta agar selalu bersemi.
Jika dihubungkan dengan anak pertama yang menikah dengan anak ketiga, mitosnya akan selalu ada percekcokan. Barangkali, benturannya akan lebih sering mengingat dua karakter yang berbeda. Anak pertama cendrung mandiri dan tegas. Sementara, anak nomor tiga karena mempunyai kedua kakak yang memanjakannya cendrung manja. Pasangan ini bisa tambah klop seiring saling memahami dan mengerti. Butuh waktu beradaptasi saja.
- Mengalami kesukaran dalam mencari rejeki
Mitos atau fakta seputaran kesukaran mencari rejeki? Rejeki, jodoh datangnya dari Rabb semesta alam. Tidak ada sebab yang membuatnya sukar. Berusaha dan terus berusaha lalu hasilnya bertawakal kepada Allah swt.
- Menyebabkan datangnya penyakit untuk pasangan
Hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang insan adalah bertauhid kepada Rabbnya. Percaya bahwa apa yang terjadi dan akan terjadi adalah kehendak Allah swt. Termasuk penyakit yang menimpa. Berbaik sangka adalah pilihan. Sakit yang diderita adalah sebab berkurangnya dosa atau ujian agar tetap bersabar.
- Keluarga dan kerabat pasangan mendapat musibah atau kematian
Ini yang menjadi tantangan terbesar jika anak pertama dan ketiga menjadi pasangan suami istri. Restu dari orang tua akan sulit didapat karena keluarga dan kerabat pasangan akan mendapat musibah atau kematian. Mitos atau fakta? Banyak yang seperti itu, air mata dari kedua pasangan diabaikan. Berpisahan yang diputuskan. Katanya demi orang tua. Namun, banyak juga yang memutuskan tetap menikah. Tidak terjadi apapun. Kembali lagi kepada rasa percaya yang terhujah dalam hati. Tidak ada musibah kecuali datangnya dari Rabb. Bahkan daun yang jatuhpun atas ijin Rabb. Bukan karena apapun.
Masih percaya ini fakta? Kenapa hanya dipegang teguh daerah tertentu dan tidak berlaku di daerah lain? Rasa percayalah jawabannya. Lalu, bagaimana kalau diri pada posisi sebagai pasangan anak pertama dan anak nomor tiga yang akan menikah namun terbentur ijin? Ubah mindset orang tersayang secara halus bahwa dalam Islam tidak ada larangan untuk menikah berdasarkan nomor urut kelahiran. Wujud berbakti kepada kedua orang tua adalah menjadi anak yang sholeh atau sholehah dan menjadi pengingat tentang bertauhid sebenarnya.
Nah, anak pertama menikah dengan anak nomor tiga, menurut Miks mitos atau fakta?
Tantangan Makmood Publishing hari ke-10