Ingin Mengajarkan Anak Cerdas Finansial Sejak Dini? Ini Dia 6 Tipsnya

Halo, Miks!

Memahami persoalan keuangan tidak hanya untuk orang dewasa saja loh. Anak-anak juga bisa mulai diajarkan pengetahuan tentang finansial agar kelak terampil dan bijak dalam mengatur keuangan pribadinya. Apa saja yang perlu diajarkan pada anak agar cerdas secara finansial? Yuk, cek 6 cara berikut ini.

  1. Mengajarkan Konsep Uang

Sejak usia prasekolah, anak sudah bisa dikenalkan tentang uang dan fungsinya. Anak mulai diberikan pemahaman bahwa uang bisa diperoleh dengan bekerja. Orang tua bisa mengenalkan berbagai macam profesi atau pekerjaan yang menghasilkan uang. Memahamkan tentang kegunaan uang juga bisa dilakukan melalui permainan sederhana bersama anak. Bermain jual beli atau pasaran dengan uang mainan adalah salah satu contoh permainan sederhana agar pembelajaran tentang fungsi uang ini lebih menyenangkan.

  1. Mengenalkan Bentuk dan Nilai Uang

Saat usia anak sudah lebih besar, yaitu sekitar kelas 1 hingga 3 Sekolah Dasar, mereka sudah mulai bisa dikenalkan dengan bentuk uang kertas atau koin. Di usia ini umumnya anak-anak sudah mulai mengenal dan bisa membaca angka sehingga bisa menyebutkan nilai mata uang tertentu. Mereka bisa mulai diajarkan tentang nilai ratusan atau ribuan.

Setelah mengenal bentuk dan nilai uang, anak bisa belajar membandingkan nilai uang mana yang lebih besar atau lebih kecil. Jika anak sudah memahami penjumlahan dan pengurangan, mereka bisa dikenalkan juga dengan konsep uang kembalian. Saat mereka membeli barang seharga seribu rupiah dengan menggunakan uang lima ribuan, mereka bisa menghitung berapa uang kembalian yang akan mereka terima. Lagi-lagi pembelajaran tentang nilai uang ini akan lebih mengasyikkan bagi anak-anak jika dilakukan dengan metode permainan jual beli. Namun, jika sebelumnya mereka hanya menggunakan uang mainan, kali ini mereka bisa menggunakan uang sungguhan.

  1. Mengenalkan Konsep Transaksi Jual Beli yang Nyata

Jika pada tahap sebelumnya, anak-anak hanya diajarkan simulasi jual beli, di tahap selanjutnya anak benar-benar diajak untuk belajar membeli sendiri barang yang mereka butuhkan di supermarket atau toko tradisional.

Di sini, anak-anak juga belajar mengamati berbagai profesi atau pekerjaan yang dilakukan orang-orang untuk menghasilkan uang, serta tata cara melakukan pembelian dan pembayaran.

  1. Belajar Menabung

Anak-anak perlu diajarkan untuk menyisihkan uang mereka agar bisa digunakan di masa yang akan datang atau di saat darurat. Orang tua bisa memberi pemahaman pada anak mengapa mereka harus menabung. Anak bisa diberi pengertian tentang kebutuhan di masa depan, seperti pendidikan, atau membeli sesuatu sesuai kebutuhan. Saat belum memiliki uang yang cukup untuk membeli atau membayar kebutuhan, mereka harus bersabar menunggu hingga mereka memiliki cukup uang dengan cara menabung.

Jika anak sudah terbiasa menabung di rumah dan uang tabungannya sudah terkumpul lebih banyak, orang tua bisa mulai mengenalkannya untuk belajar menyimpan uang di Bank.

  1. Belajar Berbagi

Selain pengetahuan tentang menabung, anak-anak juga bisa dikenalkan untuk belajar berbagi. Mereka tidak harus berbagi dengan jumlah uang yang besar. Misal, saat anak berjalan-jalan dengan orang tua, lalu bertemu dengan pengemis, orang tua bisa meminta anak untuk memberikan sedikit uang sebagai sumbangan.

Nah, berbagi ini juga bisa direncanakan jauh hari. Orang tua bisa mengajak anak untuk menyiapkan celengan sederhana guna menyimpan uang tabungan sekaligus uang yang akan disumbangkan. Sebagai contoh, anak bisa diminta untuk membuat atau menyediakan 3 celengan dengan 3 warna berbeda, misalnya merah, kuning, dan hijau.  Uang yang ditabung di dalam celengan merah akan digunakan untuk jajan atau membeli peralatan sekolah. Uang yang disimpan di celengan berwarna kuning akan digunakan untuk menabung dalam jangka panjang, dan uang di celengan warna hijau akan disumbangkan. Celengan-celengan itu bisa diisi bergantian sesuai jumlah uang yang bisa disisihkan anak.

Jadi selain mengajarkan konsep menabung, orang tua juga mengajarkan konsep berbagi kepada anak. Anak tidak hanya memikirkan keuangan pribadinya, namun juga peduli dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Ada kutipan tentang pendidikan karakter anak. 5 poin diantaranya adalah sebagai berikut.

Anakmu mengenalkan siapa dirimu.

Jika anakmu berbohong, itu karena engkau menghukumnya terlalu berat.

Jika anakmu tidak percaya diri, itu karena engkau tidak memberi dia semangat.

Jika anakmu kurang berbicara, itu karena engkau tidak mengajaknya berbicara.

Jika anakmu mencuri, itu karena engkau tidak mengajarinya memberi. 

Di poin ke-5, kita akan menyadari pentingnya pengalaman berbagi bagi anak.

  1. Membuat Daftar Kebutuhan Anak untuk Dibeli di Saat yang Tepat

Jika anak menginginkan sesuatu yang tidak terlalu mendesak untuk dibeli, orang tua bisa menunda untuk memberikannya. Ajaklah anak untuk membuat daftar barang yang ingin dibeli, lalu mintalah mereka menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung. Setelah uang tabungannya cukup, ajak mereka untuk membeli barang yang diinginkan.

Jika harga barang yang diinginkan masih terlalu mahal untuk ukuran tabungannya, orang tua bisa membantu menambahkan dana. Hal ini bisa disepakati di awal menabung, atau orang tua bisa memberikannya sebagai hadiah kejutan atas prestasi yang didapatkan anak. Meskipun orang tua masih membantu menggenapi tabungan anak agar barang yang diinginkan bisa terbeli, anak tetap mendapatkan pengalaman berharga untuk ikut mengupayakan tercapainya keinginan mereka dengan menabung. Dengan pengalaman ini, anak diharapkan akan bisa lebih menghargai nilai uang.

Demikian Tips mengajarkan anak agar bijak mengelola keuangan. Selamat mempraktikkan bersama anak-anak di rumah.

 

#Tantangan Makmood Publishing Hari Ke 13

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.