Halo, Miks!
Pernahkan jatuh pada titik terendah dalam hidup. Merasa putus asa dan terjebak pada rutinitas yang membuat bengkak mata dan isi kepala. Mengharap orang lain hulurkan tangan lalu bersama-sama dalam kedamaian. Mengharap orang lain mengerti dan sedikit saja memahami tentang kita. Namun, sebaliknya yang didapat malah rasa kecewa karena terlalu banyak berharap pada manusia. Kita pun tersisih di pojok. Melakukan aktivitas ala kadarnya dengan hati penuh sesak. Letih.
Saatnya kita bangkit. Saatnya kita bisa memotivasi diri sendiri. Hal yang sulit dilakukan. Kita sangat mudah bisa menasehati orang lain. Memberikan penguatan. Ketika kita jatuh, sulit sekali rasanya memotivasi diri sendiri. Bukan berarti tidak bisa, perlu effort keras untuk melakukannya. Begini cara memulainya:
- Memperkuat Niat
Semua orang tahu kalau semua yang kita kerjakan akan bernilai pahala jika niat baik dan benar. Ketika kita terbentur pada rasa letih berkutat dengan hal yang sama tiap hari. Pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak yang mulai aktif aktifnya, dan pekerjaan di luar rumah. Membuat hati terkotori, meninggikan harapan mendapat pertolongan dari orang lain. Memelihara kata pengandaian, “ah, seandainya saja.” Membuat hati, sekali lagi bertambah letih karena harus kecewa. Tinggalkan keinginan seperti itu. Mulailah untuk mencukupkan niat yang tulus. Apa yang jadi kewajiban kita adalah takdir dari Allah. Nikmatilah walau tak senikmat apa yang dinikmati orang lain. Insya Allah berhadiah surga.
- Melakukan sekarang juga
Niat saja tidak cukup, segera lakukan. Mulailah menikmati setiap moment yang kita kerjakan. Buatlah diri sendiri bahagia. Pekerjaan rumah tangga yang menumpuk membuat pikiran jadi buntu. Mengerjakannya secara berangsur-angsur akan memancing rasa bahagia. Setelah itu, muncul rasa ingin cepat menyelesaikannya. Sebagai motivasi, semakin banyak yang kita kerjakan tentu semakin banyak pahala yang didapat.
- Menjaga suasana hati
Mengerjakan sesuatu tentu lebih bahagia ketika kita dalam suasana hati tenang dan senang. Buatlah suasana hati tenang dan senang dengan selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Mintalah bantuan-Nya untuk selalu menjaga suasana hati agar tetap semangat dalam mengerjakan amanah yang dikaruniakan.
Jangan sering melihat orang lain, membanding-bandingkan diri kita dengan mereka. Itu akan menambah suasana hati muram dan jauh rasa bersyukur. Tengoklah, saudara yang kondisinya dibawah kita. Itu bisa jadi motivasi diri. Kalau orang lain jauh seperti kita saja bisa melakukan amanahnya dengan baik. Bagaimana seharusnya kita?
Jangan berharap terlalu banyak dengan orang lain untuk mengerti kita. Kitalah yang paham diri kita sendiri. Kita lah yang tahu kapan kita butuh motivasi diri. Recharge terus motivasi kita dengan sering mendengar kajian. Membiasakan memotivasi diri sendiri akan membuat kita semakin gemilang di hadapan manusia juga dihadapan Tuhan. Baiklah Miks! Siap memotivasi diri sendiri?
Tantangan Makmood Publishing hari ke-17