Dear Miks!
Dari kata hingga menjadi sebuah rangkaian kalimat motivasi semakin sering digunakan akhir-akhir ini. Baik itu di buku-buku populer, seminar-seminar atau lainnya, terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Apa sebenarnya motivasi itu, dari mana dan kenapa perlu motivasi terutama dalam pengembangan diri? Bila kita mempunyai keinginan, maka kita perlu motivasi untuk memanifestasi keinginan tersebut. Hanya dengan afirmasi atau niat, tanpa motivasi, belum cukup untuk mewujudkannya.
Lalu apa sih motivasi itu sendiri?
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Adapun beberapa teori motivasi adalah sebagai berikut :
- Teori Insentif yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
- Dorongan Bilogis, yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
- Teori Hirarki Kebutuhan Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
- Takut Kehilangan vs Kepuasan. Teori ini mengatakan bahwa pada dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
- Kejelasan Tujuan Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
Bagaimana menemukan motivasi dalam dirimu?
berikut Tips mudahnya
1. Tulis di kertas
Jangan hanya berangan-angan saja, wujudkan motivasi tersebut dalam tindakan nyata. Tuliskan apa yang menjadi tujuan Anda secara realistis dan spesifik. Tujuan yang dibuat harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Misalnya, Anda dapat menuliskan bahwa tujuan Anda adalah menurunkan berat badan sebanyak setidaknya dua kilogram dalam dua minggu. Dengan menuliskannya di kertas, Anda dapat meninjau dan mengingat tujuan Anda.
2. Fokus pada tujuan
Saat akan mengejar impian, jangan sampai terdistraksi dengan hal-hal lainnya. Ketika perhatian Anda terpecah-pecah, Anda akan menjadi kewalahan, menunda pekerjaan yang dilakukan, dan kemudian menyerah begitu saja.
Anda dapat membuat daftar prioritas untuk mengurutkan apa-apa saja yang paling penting dan harus dikerjakan terlebih dahulu.
Contohnya, hal paling utama yang perlu dilakukan adalah belajar bermain piano, setelahnya baru belajar mengemudi, dan sebagainya.
3. Kenali apa saja tantangan yang dihadapi
Wajar jika tantangan kerap kali bermunculan saat Anda hendak mencapai tujuan akhir. Oleh karenanya, identifikasi tantangan-tantangan apa yang bisa saja terjadi dalam proses mencapai tujuan Anda.
Setelahnya, cari solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Namun, Anda harus menyadari bahwa terdapat tantangan tertentu yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan. Fokuslah pada tantangan yang dapat Anda kendalikan atau ada solusinya.
4. Memiliki pandangan optimis
Pandangan yang positif tidak hanya membuat Anda lebih berenergi, tetapi juga membantu Anda tetap bersemangat. Saat masalah datang menghampiri, jangan mengkritik diri sendiri atau menjadi pesimis, tetapi ingatkan diri Anda bahwa Anda bisa melewati masalah tersebut.
5. Cari inspirasi dan dorongan
Saat sedang menghadapi tantangan yang berat dalam mencapai tujuan, Anda perlu menyeimbangkan emosi negatif yang dirasakan dengan mencari hal yang positif dan inspirasional. Anda bisa membaca buku mengenai motivasi hidup ataupun mendengarkan lagu yang dapat mendorong semangat Anda.
6. Hargai upaya yang dilakukan
Fokus kepada hasil memang penting untuk bisa memberikan hasil yang berkualitas, tetapi menghargai upaya yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan juga sama pentingnya.
Selalu hargai tiap upaya yang dilakukan karena Anda telah bekerja keras secara maksimal untuk mencapai tujuan Anda. Menghargai upaya yang dilakukan dapat membantu Anda untuk tetap termotivasi untuk berusaha lebih keras lagi dalam mencapai tujuan akhir.
7. Berikan hadiah untuk diri Anda
Untuk memotivasi diri sendiri dalam jangka waktu pendek, Anda dapat menetapkan sebuah hadiah kepada diri Anda ketika berhasil menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, ketika Anda telah berhasil mengerjakan laporan harian tepat pada waktunya, Anda akan memakan makanan kesukaan Anda.
8. Kembangkan kepuasaan terhadap apa yang dikerjakan
Memberikan hadiah kepada diri sendiri hanya dapat memotivasi diri sendiri dalam jangka waktu pendek, karenanya Anda perlu mencari cara untuk tetap termotivasi dalam mencapai tujuan Anda.
Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan rasa puas terhadap setiap upaya dan pekerjaan yang dilakukan. Rasa kepuasaan terhadap apa yang dikerjakan mampu memotivasi Anda untuk tetap menghadapi tantangan.
Selamat mencoba ya Miks,
Hei motivasimu siapa tahu bermanfaat untuk orang lain kan?