CINTA SEJATIKU BUKAN JODOHKU

Penulis : Suri Bau Di

Penerbit :Makmood Publising

Cetakan/Hal :2019/129 halaman

 

Halo, Miks!

Buku yang ditulis Suri Bau Di pada umumnya menceritakan tentang kisah cinta dua anak manusia yang berbeda adat istiadat saling mencintai tetapi tidak ditakdirkan berlanjut hingga ke pernikahan yang disebabkan karena adanya pihak ketiga. Alan telah dijodohkan oleh ibunya dengan Aulia, dan sudah bertunangan tinggal menunggu hari pernikahan. Tetapi Alan lebih mencintai Nia, daripada tunangannya.

Nia sadar hubungan dengan Alan tidak ada kepastian, dia terlanjur mencintai pemuda itu. Ketika mereka berpisah dan Alan harus pergi, Nia merasa hatinya hancur. Apakah cintanya akan kembali lagi kepadanya ataukah akan berakhir selamanya.

Bertahun-tahun lamanya Nia menunggu dalam ketidakpastian, hingga menginjak tahun ke-2 Alan memberi kabar, bahwa dia akan menikah dengan tunangannya. Hati Nia hancur, harapan dan angan-angan yang dia impikan agar dijodohkan Tuhan dengan kekasihnya hancur begitu saja.

Alan dan Nia sadar takdir memang tidak mempertemukan mereka dalam pelaminan. Cinta Alan pada Aulia meskipun dipaksaka oleh keluarga tetapi lebih direstui oleh Tuhan. Dan Tuhan pasti memiliki rencana lain dibalik perpisahan mereka.

Setelah 2 tahun sejak Alan menikah dengan Aulia hatinya tidak bisa menghilangkan bayang-bayang Nia. Dia berusaha mencari kabar gadis itu dan mencari kerumahnya. Alan mendapat kabar dari ibu Nia, bahwa  Nia jatuh sakit dan  menderita kanker. Nia tidak mampu bertahan hingga ajal menjempunya. Alan menyadari cintanya pada Nia sekarang tidak hanya dunia saja yang berbeda tetapi ruang dan waktu.

Penulis dalam cerita ini ingin menyampaikan bahwa takdir Tuhan kadang telah menghancurkan hati manusia yang saling mencintai, tetapi pasti ada rencana dibalik itu semua. Sebagai manusia kita harus pasrah dan menyerahkan urusan jodoh, hidup dan mati kepada Tuhan. Kita ditugaskan untuk berdoa dan biar takdir Tuhan yang bekerja, apakah cinta itu akan menguat atau akan menghilang seiring waktu. Terkadang sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Tuhan, begitupun sebaliknya. Jadi jangan menyamakan pandangan Tuhan dengan kita, Tuhan lebih tau segalanya. Manusia harus belajar iklas dan sabar menerima semua takdir Tuhan.

Setiap manusia akan diuji dengan berbagai persoalan  baik itu melalui istri, suami, anak, harta, kesehatan, kehilangan dan begitu seterusnya akan berputar, bahagia dan sedih datang silih berganti. Dengan selalu iklas, sabar dan tawakal dan menerima semua kejadian ini takdir Tuhan, hati akan senantiasa kuat meskipun badai besar  datang mengguncang.

 

 

 

 

 

 

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.