Halo, Miks!
Asa di Ujung senja adalah e-book pertama terbitan Makmood Publishing yang saya kenal. Perlu effort yang keras untuk menikmati membacanya. Membaca sejenak lalu melanjutkan lagi pada waktu tertentu. Bukan isinya yang membuat sulit melahabnya habis. Namun, mata minus saya membuat cepat lelah jika berlama-lama di depan komputer. Bagi, orang lain yang sehat mata tentu tidak masalah.
Hidup itu tentang sebuah perjalanan, tak perlu berlari karena yang sedang dilalui bukan sebuah pelarian. Yakin akan sebuah tujuan. Bukan tentang waktu cepat atau lambat tiba. Tetap memaknai, sebuah proses dengan sabar. Hadi Irawan (Hal.66)
Asa di ujung senja adalah e-book yang menceritakan kisah-kisah inspiratif para penyandang ODHA di komunitas Tanggerang dalam menggapai asa di ujung senja. Ada 10 kisah menarik yang sarat akan pelajaran hidup. Menorehkan semangat untuk bangkit, mensiasati keterasingan, merawat rasa hingga sampai pada tujuan yang dituju yaitu kembali hidup normal lalu bermanfaat bagi orang-orang di sekitar.
Kisah ini dibuka dengan menampilkan cerita berjudul “Masa lalu, proses masa depanku oleh Chairunnisa. Berawal dari rasa ingin tahu terhadap drugs dan kekosongan kasih sayang dari keluarga, akhirnya Choirunnisa terjebak dalam narkoba. Pencarian jadi diri jatuh pada lobang yang dalam dan gelap. Menggapai-gapai, akhirnya sebuah pertolongan muncul dari seorang HIV Survivor atau penyintas HIV. Mengubah diri menjadi lebih baik pun menjadi cita-cita dalam komunitas ini. Tidak hanya sembuh, tetapi kekuatan asa dapat merubah yang menurut orang mustahil menjadi nyata.
Saya yang membaca karya dari penyintas ODHA ini, jadi menikmati kekuatan kisah nyata menjadi power pada cerita ini. Kisah inspiratif ini, menunjukkan kejujuran pada setiap tulisan narasi yang runtun. Membacanya, saya seakan diajak untuk sharing, curhat menjadikan feel dari sebuah tulisan hidup dalam hati saya secara utuh.
Asa di ujung senja juga memasukkan kata-kata fire words yang siap membakar hati para pembaca untuk terus semangat memandang kehidupan ke depan.
Masa lalu, tidak bisa di hapus dalam kenangan tetapi bukan berarti dapat menghapus kehidupan masa depan cemerlang.
Bersama 10 penulis kisah nyata ini, kita diajak bersyukur atas tiap kejadian. Dan mengingatkan bahwa kiprah Allah swt sangat berperan dalam proses pemulihan fisik dan metal.
Melalui e-book ini kita belajar untuk memahami orang-orang yang pernah terpapar. Untuk support tidak mengucilkan. Seperti hangat mentari, semangat dari orang sekitar akan jadi suplemen untuk menumbuhkan daun semangat baru yang siap berkembang.
Bentuk support tersebut bisa dilakukan berbentuk apa saja. Hanya dalam bentuk diam, tidak membully, tidak menjauhi, jadi teman bercerita, atau tetap ikut menjaga semangat. Sumbangan support batin tersebut dihadirkan lewat tulisan narasi yang mengesankan di sini.
“Secara moral dan etika dalam masyarakat,khususnya keluarga, pemakai narkoba adalah aib. Selain dihindari,mereka juga mendapat cemoohan dan dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya. Perlakuan ini secara tidak langsung dapat membunuh karakter.” (Hal 14)
Saya berencana print out e-book ini, terlanjur suka. Motivasinya bisa dibaca ulang kapan saja, ketika hati sedang jatuh atau orang lain sedang butuh support kita. Soal flyer yang berisi diksi fire words, saya juga suka. Kebetulan saya beli di Makmood Publishing. Editornya juga sang owner sendiri Nurdiana Dixit. Untuk cover depannya, ada warna jingga yang menggambarkan senja ada gambar orang berada di pinggiran pantai. Judul “Senja di Ujung Senja”, cukup mewakili isi cerita dalam real story ini. Miks, e- book ini layak dikoleksi.
Tantangan Makmood Publishing hari ke-21