Halo, Miks!
Anda sering kewalahan ketika anak tantrum? Entah itu di rumah maupun di tempat umum. Tentu bukan hal yang mudah, apalagi jika frekuensi tantrum cukup sering terjadi. Bukan tak mungkin menguras energi Anda.
Kabar baiknya, tantrum dapat diatasi dengan penanganan yang tepat.
Yuk, intip 7 tips untuk mengatasinya.
1. Tenangkan Diri Terlebih Dahulu
Hal pertama yang sangat penting untuk dilakukan adalah tenangkan diri Anda terlebih dahulu. Dengan emosi yang netral diharapkan Anda mampu mengendalikan diri ketika menghadapi anak yang sedang tantrum.
Jika dirasa Anda mengalami gejolak emosi, menepilah sejenak, lakukan relaksasi seperti mengatur napas. Kemudian, hadapi kembali anak ketika Anda sudah siap.
2. Mengenali Motif Penyebab Tantrum
Anak menjadi tantrum dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti kelelahan, merasa lapar, mengantuk, tidak dapat menyampaikan keinginannya, frustrasi tidak memperoleh yang diinginkan, atau senjata untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
Anda perlu jeli mengenali motif munculnya perilaku tantrum agar penanganannya disesuaikan. Namun, yang perlu Anda waspadai adalah jenis tantrum yang muncul sebagai senjata anak untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
3. Bantu Anak Mengidentifikasi Perasaannya
Tantrum pada anak usia dini masih tergolong wajar karena pada masa tersebut anak belum mampu mengenali emosi atau kondisi tubuh yang sedang dirasakannya. Tentu Anda dapat mengetahui dari gerak-geriknya, apakah anak mengantuk, lelah, atau lapar?
Dekati anak, kemudian Anda sebutkan emosi atau kondisi apa yang sedang dirasakannya. Misalnya, Anda melihat anak menangis sambil berguling-guling gelisah dan terlihat mengantuk, dekati kemudian katakan, “Adik ngantuk, ya? Yuk, Mama gendong.”
Pada situasi lain, misalnya mainannya direbut oleh kakaknya, kemudian Anda amati ia mulai berteriak, melempar barang, hingga memukuli kakaknya. Anda langsung dekati, pegang tangannya kemudian peluk, dan katakan, “Adik marah mainannya direbut kakak, ya? Rasanya nggak enak, ya, Nak? Adik boleh marah, tetapi Mama tidak setuju jika adik memukul dan melempar barang.”
4. Rendahkan Suara
Saat menenangkan anak, gunakan intonasi suara yang rendah, tetapi tegas. Hal ini dapat membantu anak menyadari bahwa Anda tidak terpengaruh oleh perilaku tantrumnya.
5. Memeluk Anak
Beri anak pelukan meski ia akan berontak. Pelukan juga dapat membantu Anda mencegah anak melukai dirinya atau orang di sekitarnya. Dengan memeluk juga anak merasa aman dan disayangi. Terkadang, anak tantrum menjadi indikasi ia ingin diperhatikan.
6. Berikan Waktu untuk Menerima Perasaannya
Alih-alih meminta anak untuk berhenti menangis dan berguling-guling, sebaiknya Anda memberi waktu ia untuk menerima dan merasakan emosi yang sedang muncul selama tak melukai dirinya. Sambil terus validasi apa yang sedang dialaminya. Anda cukup mengamati proses tantrum anak selama tidak ia tidak melukai dirinya dan orang lain atau berperilaku destruktif.
7. Konsisten
Konsisten adalah kunci penting dalam mengatasi tantrum pada anak. Konsisten dengan tidak terpengaruh oleh perilakunya, pun konsisten tidak langsung memberikan apa yang diinginkannya. Sebab, jika Anda langsung memberikan apa yang diinginkannya akan membuat anak belajar pola untuk mendapatkan sesuatu. Seolah anak mendapat pelajaran agar Anda mengikuti keinginannya maka ia harus tantrum terlebih dahulu.
Nah, Anda tak perlu khawatir lagi, ya, ketika anak tantrum. Selamat mencoba!