Halo, Miks!
Menghadapi anak yang beranjak remaja seringkali membuat orang tua seakan dihantui beragam perasaan takut. Ketakutan akan perubahan fisik, mental, dan sikap anak menjadi bagian terbesar dari permasalahan orang tua ketika anaknya memasuki usia remaja. Sebab, dunia anak dianggap sudah berbeda. Ia sudah bisa mandiri dan tidak lagi bergantung kepada orang tua.
Upaya dalam menjaga anak supaya lebih aman dan tidak terjebak dalam lingkungan yang buruk, terkadang membuat orang tua menjadi over protektif. Hal tersebut justru dapat menjadi sebuah bumerang bagi orang tua, mengingat di masa usia remaja tengah mengalami masa pubertas dengan rasa keingintahuan yang sangat tinggi.
Sebagai orang tua kita harus dapat menyesuaikan cara mendidik anak remaja di usia 12–20 tahun dengan sebagaimana mestinya. Janganlah perlakukan dia sama seperti halnya anak kecil yang membuatnya merasa tak nyaman.
Di awal–awal memasuki usia belasan adalah suatu momen penting dalam perkembangan fisik dan mental anak. Hal tersebut berhubungan dengan masa pubertas, di mana mengalami masa peralihan dari masa anak–anak menuju remaja.
Pubertas merupakan masa yang sangat krusial, di mana sebagai orang tua harus dapat memberikan pengertian kepada anak tentang bagaimana menyikapinya. Seringkali, apabila anak memasuki usia remaja, dia akan sedikit menjauh dari Anda. Salah satu faktornya yaitu seringkali terdapat perbedaan menilai sesuatu hal. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi, mengingat beda usia Anda dengan sang buah hati yang terpaut jauh.
Agar Ia tetap nyaman, tetapi tidak membuatnya terasa risi dengan cara didik orang tua, berikut ada 5 tips yang dapat Anda lakukan :
1. Bebaskan Anak untuk Bersosialisasi dengan Lingkungan
Ketika anak sudah memasuki usia remaja, anak akan senang mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Mereka lebih asyik dengan teman-teman sekolah atau bermain di luar rumah ketimbang menghabiskan waktu bersama Anda. Apabila fase tersebut mulai terjadi, Anda tak perlu merasa khawatir dan risau.
Biarkan anak bergabung dengan sesamanya di lingkungan yang baru. Di saat berusaha bergabung selama cara yang digunakan berdampak positif, antara lain adalah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan di lingkungan. Dengan bergabung di lingkungan yang baru, anak akan menemukan hal baru, melatih sikap kepemimpinannya, dan cara mengambil keputusan langkah-langkah yang tepat ketika mereka mendapatkan masalah. Anak pun pasti lebih mandiri.
2. Jadikan diri Anda sebagai Teman
Jangan merasa aneh apabila di fase ini kita merasakan anak tidak begitu dekan dengan orang tua. Hal ini sangat wajar terjadi, mengingat beda usia Anda dan buah hati yang terpaut jauh. Segeralah masuki dunia anak remaja, pahami apa yang sedang menjadi tren serta pelajari tentang psikologis mereka.
3. Berikan Kepercayaan dan Tanggung Jawab
Orang tua mempunyai peran yang sangat penting, tetapi jangan selalu mengarahkan anak untuk dapat mengikuti semua kemauan Anda. Biarkan anak agar mencoba sesuatu atau memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri.
Beri mereka kepercayaan dan tanggung jawab agar mereka bisa lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada Anda. Hal ini sangat bermanfaat bagi anak ketika sudah dewasa. Selain memberikan kepercayaan dan tanggung jawab ini, beri juga rambu-rambu yang tidak boleh dilewati si anak.
Salah satunya, anak diizinkan untuk pergi bersama teman sampai malam, tetapi Anda menerapkan tanggung jawab pada anak untuk dapat pulang tepat waktu. Ini adalah salah satu cara mengatur anak remaja yang efektif.
4. Hargai Minat dan Pemikiran Anak
Sebagai orang tua sering kali Anda merasa tahu dan selalu benar mengenai apa yang baik bagi anak. Namun, tanpa disadari terkadang hal tersebut tidaklah sama persis dengan apa yang Anda pikirkan. Tak jarang, pemikiran Anda berbeda dengan pemikiran anak. Terkadang tanpa disadari sebagai orang tua memaksakan sesuatu hal terhadap anak. Hal tersebut dapat membuat ia merasa tidak nyaman dan bahkan dapat melakukan hal di luar dugaan, seperti yang di namakan kenakalan remaja.
Dalam fase seperti ini, sebaiknya sebagai orang tua dapat membiarkan anak untuk dapat lebih berani mengemukakan pendapat mereka. Hargai pemikiran dan keputusannya. Dengan cara ini, mereka lebih mengerti dan mengayomi Anda. Hubungan Anda dengan anak pun semakin terasa harmonis. Jangan pernah menentukan masa depannya, tetapi arahkan mereka dengan cara menghargai apa pun minat dan bakat si anak.
5. Ajarkan Pendidikan Agama
Agama menjadi hal penting bagi keluarga. Tanamkan pendidikan agama semaksimal mungkin agar anak terhindar dari pergaulan yang salah. Bagaimana pun pendidikan agama adalah fondasi yang sangat kuat bagi pembentukan jiwa dan karakter seseorang.
Dengan menerapkan semua tips dalam mendidik anak remaja di atas, Anda tidak akan merasa kesulitan dalam mendidik anak remaja.
Dalam hal ini orang tua memiliki peranan yang sangat penting, yaitu sebagai panutan dan pengingat seorang anak dalam menjalani tahap awal di usia remajanya. Sehingga dapat menciptakan anak yang sehat baik secara mental, penuh percaya diri, berani dalam mengambil segala macam tantangan guna mewujudkan masa depan serta bertanggung jawab terhadap hidupnya sendiri.