Kenal Lebih Dekat dengan Cyberbullying

Hi, Miks!

Teknologi yang berkembang selalu memiliki dua sisi, sisi positif dan sisi negatif. Ketika kita mampu memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak, maka sisi positifnya pun akan terasa. Seperti memperluas jaringan dan pergaulan, membuka wawasan, memudahkan komunikasi, dan sebagainya. Namun, di balik sisi lainnya, terdapat dampak negatif atau resiko dari teknologi. Seperti penipuan, pornografi, atau yang sekarang sering terjadi adalah cyberbullying.

Penindasan dunia maya atau intimidasi dunia maya biasa dikenal dengan cyberbullying, bahkan, ada yang menyebutkan cyberbullying dengan premanisme internet. Secara istilah, cyberbullying merupakan segala bentuk kekerasan yang dialami melalui dunia maya atau internet. Cyberbullying biasanya terjadi pada anak-anak atau remaja dan dilakukan oleh teman sebaya mereka.

Oleh karena itu, untuk menjaga anak-anak terkena cyberbullying ketika berselancar internet, orang tua perlu kiranya mengenal dengan baik cyberbullying beserta akibatnya.

1. Media yang Dipakai Cyberbullying

Biasanya, cyberbullying dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi secara online atau melalui telepon seluler. Seperti SMS, email, blog, media sosial, atau halaman web.

2. Bentuk Cyberbullying

Hal-hal yang termasuk cyberbullying di antaranya adalah mengganggu dengan berbagai alasan, mempermalukan orang lain, dan mengintimidasi. Jika postingan media sosial atau pesan dari anak atau orang lain yang mengganggu ketenangan kehidupan dan tidak menyenangkan bagi orang lain, juga bisa dikategorikan dengan cyberbullying. Misalkan dalam bentuk seperti menyebarkan isu-isu palsu, pemerasan, menyebarkan foto memalukan dan sebagainya.

3. Akibat Cyberbullying

Sudah cukup banyak diberitakan di media informasi baik cetak ataupun digital terkait dengan akibat cyberbullying. Seperti halnya bullying di dunia nyata, dampak paling rendah dari korban cyberbullying adalah minder dan turun tingkat percaya dirinya. Bahkan, banyak di antara korban cyberbullying yang mengalami stres, depresi, hingga melakukan bunuh diri karena tidak tahan dengan cyberbullying yang dilakukan teman-temannya.

Sebagai orang tua dan pemanfaat teknologi informasi dan komunikasi, sangat penting untuk membuka wawasan dan lebih waspada terhadap adanya cyberbullying di antara anak-anak. Jangan sampai anak-anak menjadi korban dari cyberbullying atau yang lebih parah menjadi pelaku dari cyberbullying. Karena terkadang, anak-anak dan remaja masih kurang memahami kategori postingan yang termasuk cyberbullying atau bukan.

Dengan adanya pengawasan dan edukasi mengenai bijak menggunakan ponsel dalam berselancar di internet, khususnya media sosial, dari orang tua, diharapkan tidak ada korban cyberbullying yang merusak kehidupan anak-anak indonesia.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.