Hai, Miks!
Beberapa waktu media cetak, online, dan sosial sedang digemparkan dengan berita dengan judul ibu yang membunuh anaknya karena susah belajar online. Miris dan sedih mendengar berita tersebut, tetapi sebagai seorang ibu saya juga cukup paham dengan apa yang dialami ibu.
Tidak mudah mengajak anak-anak untuk belajar sendiri di rumah jika tidak dibangun kebiasaan dan kebutuhan akan belajar di keluarga. Ada saja alasan anak untuk menghindari belajar. Mereka lebih memilih untuk bermain atau menonton. Belum lagi ketika anak belajar dan tidak mengerti pelajaran meski kita menerangkan berkali-kali.
Ingatlah, Anda Menginginkan Mereka di Awal Pernikahan
Banyaknya alasan tersebut, membuat orang tua tambah naik pitam. Akan tetapi, sebesar keinginan kita ingin memarahi anak, maka ingat pula lebih besar keinginan kita untuk memiliki mereka. Bayangkan, di awal pernikahan, kita memiliki keinginan kuat untuk memiliki anak. Ingatlah kembali bagaimana perjuangan untuk melahirkan anak-anak hingga hampir meregang nyawa. Maka, Allah menghadiahi pahala jihad bagi ibu yang dengan ikhlas melahirkan anak-anaknya.
“Jangan Marah, Maka Surga Bagimu”
Ingatlah, marah bukanlah satu-satunya jalan keluar dari setiap masalah. Termasuk, masalah anak ketika belajar di rumah. Rasulullah mencontohkan untuk menghindari amarah dalam setiap waktu. Bahkan Rasul mengabarkan, “Jangan marah, maka bagimu surga.” Ganjaran tertinggi untuk orang-orang yang bersabar dan bisa mengendalikan marahnya.
Sering Marah Dapat Membuat Penampilan Anda Lebih Tua
Selain itu, marah juga hanya merugikan diri sendiri dan orang lain. Ketika marah, seluruh otot-otot kita akan menegang. Otot di bagian kulit akan membuat kulit cepat berkerut, membuat penampilan lebih tua. Otot di organ-organ dalam pun akan berkurang kinerjanya, bahkan ketika marah, jantung memompa darah lebih cepat, menyebabkan aliran darah semakin cepat. Hal tersebut dapat memicu penyakit-penyakit lainnya.
Marah Meregangkan Ikatan Orang Tua dan Anak
Belum lagi perasaan anak-anak ketika orang tua marah. Anak-anak mungkin diam dan menuruti keinginan orang tua. Namun, secara perlahan timbul rasa takut dan ingin menjauh. Maka, bonding antara anak dan orang tua pun akan meregang.
Maka dari itu, sekesal-kesalnya kita pada anak, sebisa mungkin tetaplah bersabar atas mereka. Ya, sabar memang mudah diucapkan dan cukup sulit dijalankan. Namun, buah dari kesabaran akan membuat hidup lebih menyenangkan. Allah pun meninggikan derajat orang yang bisa bersabar untuk melawan emosi dan hawa nafsu yang dilarang oleh agama.
Jadi, yuk, kontrol kembali amarah kita. Sebisa mungkin, hindari marah kepada anak. Gantilah solusi dengan yang lebih baik dan tidak membuat kita menyesal di kemudian hari.