Hai, Miks!
Pandemi membuat kita harus menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan jauh, apalagi tempat di mana ada kerumunan massa. Keinginan beriwisata? Tahanlah dulu. Tunggu sampai situasi kondusif untuk berpiknik. Meskipun begitu, bolehlah kita menyusun rencana terlebih dahulu sebelum kesempatan baik menghampiri. Kemana kita akan wisata?
Kalau anda memilih untuk berwisata ke Yogyakarta, maka Anda harus singgah ke tempat-tempat menarik di pusat kota yang sangat mudah dijangkau. Berikut spot wisata yang harus Anda singgahi antara Tugu sampai Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta:
Tugu Pal Putih
Belum afdol rasanya kalau ke Yogyakarta tanpa berswafoto di Tugu Pal Putih. Letaknya tepat berada pada garis imajiner antara Laut Selatan, Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu Pal Putih, dan Gunung Merapi ini sarat dengan makna filosofi yang tinggi.
Tugu Pal Putih yang dibangun pada tahun 1756 menjadi salah satu ikon Kota Yogyakarta telah menjadi satu destinasi wisata menarik bagi wisawatan asing maupun domestic. Di sebalah tenggara Tugu Pal Putih terdapat bangunan miniatur Tugu Golong Gilig dan diorama yang menceritakan perjalanan pembangunan Tugu yang bersejarah itu. Jangan lupa untuk berswafoto dengan latar Tugu megah ini untuk kenangan manis tak terlupakan.
Stasiun Tugu
Stasiun yang terletak di pusat Kota Yogyakarta ini tidak hanya merupakan tempat pemberhentian dan transit kereta api saja, tetapi juga merupakan destinasi wisata yang patut dikunjungi. Bangunan stasiun Tugu menjadi salah satu bangunan cagar budaya atau heritage milik Kota Yogyakarta. Desain arsitektur dan tampilan lokomotif tua yang terawat bisa menjadi spot swafoto yang menawan. Jadi, jangan sampai dilewatkan untuk singgah di Stasiun Tugu Yogyakarta.
Malioboro
Siapa, sih, yang tidak mengenal Malioboro? Jalan sepanjang 2,5 km yang dimulai dari stasiun Tugu hingga Kantor Pos Besar Yogyakarta ini menjadi kawasan world heritage. Ada apa di Malioboro? Selain menjadi tempat berkiprahnya para seniman, di sepanjang jalan Malioboro berjajar lapak-lapak pedagang handycraft, batik, dan kaos t-shirt khas Jogja. Suasana malam Malioboro yang gemerlap tetapi romantic menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan.
Jika Anda berkesempatan untuk berkunjung ke Malioboro pada hari Selasa Wage, suasana Malioboro akan sangat terlihat istimewa. Bertepatan dengan hari neptu (hari pasaran kelahiran) Sultan Hamengku Buwono X, suasana Malioboro sangat berbeda di hari tersebut. Tidak ada pedagang asongan di sisi kiri-kanan sepanjang jalan dan kawasan ini tertutup untuk kendaran bermotor pada sore hingga malam hari. Hanya pejalan kaki dan peseda yang dibolehkan memenuhi kawasan Mailoboro dengan hiburan atraksi seni budaya di sepanjang jalan. Pekan ini Malioboro telah diuji coba untuk dialihkan menjadi kawasan semi pedestrian. Wow… pasti menjadi lebih menarik jika bisa terwujud. Kapan Anda akan ke sana?
Pasar Beringharjo
Tempat belanja pernak-pernik oleh-oleh khas Jogja terlengkap dengan harga bersahabat adalah pasar Beringharjo. Mulai dari batik, kerajinan, makanan khas Yogyakarta, bahan pangan sampai barang antik semua tersedia di sana. Pasar yang sangat legendaris ini berkaitan erat dengan Keraton Yogyakarta. Sejak didirikannya pasar ini oleh Keraton Yogyakarta pada tahun 1758 Beringharjo dirancang untuk menggerakkan ekonomi rakyat, maka harga barang di pasar ini relatife murah. Tawar menawar harga menjadi seni tersendiri bagi pengunjung pasar. Silakan dicoba, Anda akan merasakan sensasi belanja yang luar biasa di pasar Beringharjo.
Museum Benteng Vredeburg
Selain menjadi tujuan wisata pendidikan karena menampilkan diorama sejarah bangsa Indonesia, Museum Benteng Vredeburg yang letaknya berdekatan dengan pasar Beringharjo juga sangat menarik untuk dikunjungi wisatawan. Bangunan kuno sebagai cagar budaya Kota Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1760 an ini menampilkan sudut-sudut etnik yang indah untuk spot berfoto ria. Cobalah, Anda bisa berkunjung pada waktu pagi hingga sore hari dan akan merasakan nuansa klasik yang luar biasa.
Istana Kepresidenan Gedung Agung
Terletak tepat di depan Museum Benteng Vredeburg, merupakan tempat persinggahan Presiden RI jika sedang melawat ke Yogyakarta. Arsitektur bangunan yang merupakan perpaduan seni Eropa dan Jawa menjadikan Gedung Agung megah dan indah. Tempat ini pernah menjadi saksi sejarah sebagai tempat pusat pengendali pemerintahan RI pada masa Presiden Soekarno. Jangan lewatkan untuk berswafoto di depan kemegahan Istana Kepresidenan Gedung Agung karena memang tempat ini tidak dibuka untuk umum.
Titik O Kilometer
Satu lagi ikon Yogyakarta yang sangat menarik, yaitu Titik Nol Kilometer, letaknya tepat di jantung kota Yogyakarta. Lebih tepatnya di sisi timur laut jalan persimpangan besar menuju Keraton Yogyakarta, menjadi tempat yang asyik untuk menikmati keindahan malam kota Yogyakarta. Padatnya pengunjung di area ini melukiskan nuansa merakyat sebagai ciri khas kota Yogyakarta. Gedung-gedung cagar budaya yang berfungsi sebagai perkantoran, seperti Bank Indonesia, Kantor Pos Besar, dan Bank BNI menjadi pemandangan megah yang sangat memorable.
Alun-Alun Utara
Tidak jauh dari Titik Nol Kilometer Anda bisa berjalan menuju Alun-alun Utara. Alun-alun ini terletak di depan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada sejarahnya, tempat ini digunakan untuk berkumpulnya rakyat ketika Raja menyelenggarakan acara atau perhelatan. Sampai saat ini gelaran pesta rakyat yang dikenal sebagai acara Pasar Malam Sekaten masih selalu diselenggarakan setiap perayaan Maulid Nabi.
Pada malam hari, di sekeliling alun-alun, bisa kita dapati kafe-kafe unik dengan menu khas angkringan Yogyakarta dengan harga terjangkau. Life music yang ditampilkan oleh kafe-kafe yang ada telah menciptakan aura romantisme yang mengesankan. Kapan Anda akan mengunjunginya?
Keraton Yogyakarta Hadiningrat
Keraton adalah tempat di mana Raja Kasultanan Yogyakarta menetap, meskipun begitu masyarakat luas diizinkan untuk masuk menyaksikan sudut-sudut keindahan yang terdapat di dalamnya.
Keraton Yaogyakarta berdiri pada abad ke-17 didirikan oleh Pangeran Mangkubumi sebagai Raja pertama yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Bangunan berarsitektur Jawa ini kental dengan filosofi kehidupan, sebagian bangunan difungsikan untuk museum yang menyimpan berbagai macam barang milik Keraton, seperti gamelan, pusaka, kereta kencana, koleksi pakaian milik raja-raja keraton Yogyakarta, batik-batik kuno, dan lainnya.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Kasultanan beserta keluarganya, maka ada aturan-aturan khusus yang dibuat bagi pengunjung keraton, misalnya, harus izin ketika ingin berfoto, tidak diperkenankan berfoto dengan membelakangi keraton dan abdi dalem, tidak diperbolehkan membawa benda apa pun yang beroda, berbicara tenang dan berpakaian sopan, serta harus melepas topi. Hanya dengan tiket masuk yang murah harganya, pada pagi hingga sore hari, Anda dapat merasakan suasana spiritual, kultural yang unik nan bernuansa klasik yang mengesankan, jadi jangan lewatkan untuk menyinggahinya.
Alun-Alun Selatan
Alun-alun Selatan atau kalau orang Jogja menyebutnya Alun-alun Kidul karena terletak di sebelah selatan keraton. Pada sore hingga malam hari alun-alun menjadi tempat yang asyik untuk nongkrong. Minuman khas Yogyakarta, wedang ronde dan jagung bakar menjadi pilihan menu favorit yang dijajakan oleh pedagang lesehan di sekeliling alun-alun selatan. Kereta kayuh berlampu memenuhi area ini.
Ada yang menarik di alun-alun ini, yaitu mitos Masangin. Masangin adalah sebuah mitos yang menyebutkan bahwa jika seseorang dengan mata tertutup berhasil berjalan lurus di antara pohon beringin kembar yang terdapat di tengah Alun-alun kidul ini, maka akan terkabul semua keinginan atau hajatnya. Meskipun pihak kerabat Keraton menyatakan bahwa semua itu hanya mitos yang dibuat oleh rakyat, tetapi banyak pengunjung ingin mencoba kemampuannya dengan berjalan tanpa berbelok di antara dua pohon beringin ini. Seru, bukan? Nah, kapan Anda akan mencobanya?
Itulah 10 Spot wisata menarik di sepanjang garis imajiner Tugu hingga Alun-alun Selatan kota Yogyakarta yang wajib Anda singgahi. Jika Anda sudah tidak sabar menunggu waktu berakhirnya masa pandemik, bolehlah Anda lakukan. tetapi tetap jalankan protokol kesehatan untuk menjaga diri dan lingkungan dari penyebaran virus membahayakan itu. Sampai jumpa di kota penuh cinta, Yogyakata Berhati Nyaman!