5 Nasihat Berharga untuk Orang yang Sedang Diuji Sakit

Hai, Miks!

Sudah menjadi sunatullah, selama roda kehidupan masih berputar, manusia akan berada di antara dua keadaan, adakalanya mendapatkan nikmat dan adakalanya mendapatkan ujian.

Bagi seorang mukmin dua keadaan tersebut sama-sama menjadi peluang untuk mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika mendapatkan nikmat ia akan bersyukur dan itu berpahala baginya. Sebaliknya, ketika mendapatkan ujian maka ia akan bersabar dan itu berpahala baginya. Setiap manusia telah mendapatkan bagian dari nikmat itu satu paket dengan ujiannya.

Di antara mereka ada yang diuji pada hartanya, ada yang diuji pada anak-anaknya, ada yang diuji pada pasangannya, ada yang diuji pada usahanya, pun ada yang diuji pada kesehatannya dengan ditimpakannya sakit, dari yang ringan hingga yang terasa berat. Bahkan, seorang nabi yang mulia, yakni Nabi Ayyub ‘Alaihis Salam pernah diuji oleh Allah dengan ujian hilangnya harta, anak-anak, dan juga kesehatan dalam waktu yang bersamaan.

Namun, dengan itu Allah justru  mengangkat derajatnya di atas umat manusia dan menjadikannya sebagai teladan dengan mengabadikan namanya di dalam Al-Qur’an, bahkan Allah memberikan ganti kepada beliau dengan ganti yang jauh lebih baik dan berlipat jumlahnya.

Jadi, ujian bukanlah suatu kehinaan. Nyatanya para nabi pun diuji dengan berbagai macam ujian sebagai bentuk pemuliaan Allah terhadap mereka dan layaknya mereka dijadikan teladan bagi seluruh umat manusia. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin yang diuji dengan sakit agar mendapatkan pahala syukur sekaligus pahala sabar.

Berikut ini adalah 5 nasihat berharga untuk orang yang sedang diuji dengan sakit. Silakan disimak, ya, Miks!

1. Memperbanyak Berzikir kepada Allah

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)

Ketenangan hati dan ketentraman jiwa mampu memberikan efek yang positif terhadap kesehatan badan. Bukankan ada sebuah slogan yang berbunyi, ‘Di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang kuat?’ Jiwa yang tenang akan melahirkan pikiran yang positif. Pikiran yang positif akan melahirkan sikap optimis sehingga dia mampu menghadapi ujian sakit itu dengan penuh kebesaran jiwa, mengambil hikmahnya, serta rasa percaya bahwa Allah akan memberikan ketetapan terbaik-Nya. Sebaliknya, kondisi galau, stres, dan tidak tenang hanya akan membawa akibat yang buruk bagi kesehatan, melemahkan daya tahan tubuh, bahkan memperlambat proses kesembuhan.

2. Bersungguh-sungguh dalam Berdoa

Berikhtiar dengan melakukan berbagai macam pengobatan memang dianjurkan. Namun, janganlah orang yang sakit hanya fokus kepada hal-hal yang bersifat materiel dan melupakan hal yang jauh lebih penting, yaitu berdoa kepada Allah Yang Maha Berkuasa di atas segalanya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan Maha Memberi Kesembuhan. Maka, hendaknya ia bergegas mendatangi-Nya, menengadahkan tangan, dan memohon belas kasih-Nya. Karena Dialah yang akan memperbaiki keadaan hamba-hamba-Nya dan menganugerahinya kesehatan yang paripurna.

Allah Swt. berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

3. Bersungguh-sungguh dalam Beramal Saleh

Rasulullah telah mengabarkan kepada kita melalui sabdanya yang mulia, “Tidak ada yang bisa menangkal qadha’ (ketetapan Allah) kecuali doa, dan tidak akan bisa menambah umur kecuali kebaikan.” (HR At-Tirmidzi)

Yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah amal saleh. Bertambahnya umur merupakan kiasan dari berkahnya umur, di mana seseorang akan mendapatkan taufik (petunjuk) dari Allah untuk melakukan amal-amal kebaikan di seluruh masa dari usianya. Di antara bentuk amal saleh yang bisa dilakukan oleh orang yang sakit adalah bersedekah. Bahkan, sedekah merupakan salah satu bentuk ikhtiar pengobatan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis, “Obatilah orang yang sakit di antara kamu dengan sedekah.”

4. Berbaik Sangka kepada Allah

Hendaknya orang yang sakit berbaik sangka kepada Allah, bahwa Allah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya melebihi kesanggupan dirinya. Ujian sakit bisa merupakan bentuk kasih sayang Allah agar sakit itu menjadi penghapus dosa-dosanya dan menjadi ladang pahala bagi dirinya ketika ia menerima ujian sakit itu dengan penuh keridaan dan kesabaran, bahkan bisa jadi dengan ujian sakit Allah hendak menaikkan derajat seorang hamba.

Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Tidak ada sama sekali yang menimpa urat seorang mukmin kecuali Allah hapus untuknya dengan (cobaan) ini kesalahan, dan Allah tetapkan baginya kebaikan, serta Allah angkat derajatnya.” (HR At-Thabrani)

5. Mewaspadai Dosa-Dosa

Dosa dan kemaksiatan merupakan salah satu penyebab datangnya bala’ dan malapetaka,  maka hendaknya orang yang sakit berusaha menghindari segala bentuk dosa dan kemaksiatan. Allah berfirman, “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari) kesalahan-kesalahanmu.” (Asy-Syura: 30)

Seorang hamba harus selalu melakukan instropeksi diri atas dosa-dosa yang dilakukannya, lalu memohon ampunan kepada Allah dengan penuh penyesalan, sehingga dengan begitu Allah akan memaafkan dirinya, mengasihi dirinya, dan memberikan kesembuhan kepadanya.

Demikian, semoga bermanfaat, ya, Miks!

Tinggalkan komentar