Mengenal Asam Folat serta Manfaatnya untuk Ibu Hamil dan Janin

Halo, Miks!

Hamil adalah salah satu hal yang selalu diimpikan oleh setiap wanita, terutama bagi pengantin baru. Untuk itu, penting bagi calon ibu untuk selalu menjaga kesehatan dan memenuhi asupan, khususnya saat menantikan sang buah hati.

Banyak calon ibu masih belum memperhatikan pentingnya memenuhi asupan nutrisi yang diperlukan untuk mendukung kehamilan. Salah satu zat gizi penting yang harus dipenuhi selama kehamilan kehamilan adalah asam folat.

Apa Itu Asam Folat?

Asam folat adalah salah satu bentuk vitamin B kompleks yang larut dalam air. Vitamin yang diketahui memiliki peran penting dalam memproduksi sel darah merah, membantu perkembangan sistem saraf bayi dan janin, dan membantu perkembangan otak serta sumsum tulang belakang janin. Saat seorang ibu belum siaga sedang berada dalam kondisi hamil, otak dan sumsum tulang belakang janin sudah terbentuk. Di sinilah peran asam folat dalam membantu memastikan bahwa otak dan sumsum tulang belakang janin terbentuk dengan baik.

Mengonsumsi asam folat sebelum dan selama kehamilan juga dapat mencegah kelahiran bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), pertumbuhan janin yang buruk dalam rahim, bibir sumbing, dan risiko keguguran (Ramdhany 2016).

Selain memberikan manfaat untuk janin, tentunya asam folat juga bermanfaat untuk sang ibu sendiri. Salah satu penyakit yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Anemia suatu kondisi tubuh mengalami penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal.

Penyebabnya adalah kekurangan zat gizi yang penting dalam suatu resep Hb, yaitu protein, zat besi, vitamin B12, vitamin C, dan asam folat. Vitamin B12 berperan dalam mengaktifkan asam folat dan metabolisme, terutama sel-sel saluran pencernaan, sumsum tulang, dan jaringan saraf, sedangkan asam folat dalam metabolisme asam amino yang diperlukan untuk produksi darah merah (Astriningrum et al. 2017).

Apakah Dampak Buruk Kekurangan Asam Folat?

Kekurangan asam folat dapat berdampak buruk untuk kehamilan. Keadaan ini dapat menyebabkan terganggunya proses perkembangan sistem saraf janin, yaitu perkembangan sumsum tulang belakang dan otak menjadi tidak lengkap. Bayi dalam kondisi seperti ini rentan memiliki umur yang pendek dan besar kemungkinan mengalami cacat secara permanen.

Selain itu, juga dapat menyebabkan gangguan pematangan inti eritrosit sehingga muncul sel darah merah dengan bentuk dan ukuran abnormal, disebut juga dengan anemia megaloblastik, gangguan replikasi DNA, dan proses pembelahan sel, yang akan memengaruhi kerja seluruh tubuh, termasuk Metabolisme zat besi ( Darwanty dan Antini 2012).

Kapankah Waktu yang Baik Mengonsumsi Asam Folat?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) memperhatikan waktu yang baik mengonsumsi asam folat adalah setiap hari, setidaknya selama satu bulan sebelum kehamilan dan selama hamil. Selain itu, disarankan pula bagi semua wanita usia subur untuk mengonsumsi asam folat setiap hari sehingga akan lebih baik bagi para calon ibu mengonsumsi asam folat lebih awal, khususnya saat merencanakan untuk hamil (Ramdhany 2016).

Makanan Apa Saja yang Mengandung Asam Folat?

Beberapa bahan makanan yang direkomendasikan untuk memenuhi asupan asam folat adalah sebagai berikut (Ramdhany 2016).

1. Sayur-sayuran hijau, seperti bayam, brokoli, kubis, kecambah.
2. Buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, alpukat, pisang.
3. Kacang-kacangan.
4. Roti, beras, gandum, susu.
5. Pasta, telur, daging sapi, kerang-kerangan, dan lain-lain.

Khusus untuk pasangan yang telah menikah dan merencanakan kehamilan, ada baiknya asupan asam folat ditambah juga dengan suplemen asam folat sesuai dengan anjuran dokter.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.